august, 2017

2017monday21august19:00monday21:00International Competition 06Portal Interview with Self-Disclosure19:00 - 21:00 UTC+7 GoetheHaus, Sam Ratulangi 9-15, Jakarta - 10350Festival Program:International Competition

Details

Curated by
Otty Widasari

Total Duration
118 minutes

Venue
Goethehaus – Jakarta / 21 August 2017, 19.00
Kineforum – Jakarta / 25 Agustus 2017, 16.30


Film list

Final Gathering (Alain Escalle, France, 2016, 14 minutes)

Sebuah simulasi digital yang menghadirkan representasi peristiwa non naratif dari realitas , disatukan dengan teknik pengaburan digital untuk menjadi narasi digital.

A digital simulation that delivers a non-narrative representation of reality, unified by a digital technique of blurring to become a digital narrative.

Mikveh (Adrian Garcia Gomez, USA, 2016, 6 minutes)

Citraan-citraan digerakkan dengan cepat agar identitasnya yang termarjinalkan dalam tatanan sosial tidak mudah dikenali dengan jelas. Posisi politik identitas tersebut diperkenalkan melalui upacara pemurnian secara digital.

The series of images are animated rapidly, so their marginalized identity within social order is not easy to be clearly identified. Such politics of identity has a position that was introduced through a digital purification ceremony.

Promenade (Philip Cartelli, USA, 2016, 31 minutes)

Cerita yang tidak monumental tentang sebaran penggambaran sebuah lokasi yang dipecah menjadi frame-frame tanpa narasi tertentu. Subjek-subjek hadir di lokasi secara organik tanpa adanya identitas yang tunggal, hanya sekedar menjelaskan situasi sekarang dan di sini.

A non-monumental story about scattered depiction of a location fragmented into frames with no particular narrative. Subjects present at the site organically in the absence of a single identity, simply explaining the right here and right now situation.

Les Trois Hirondelles / The Three Swallows (Jorge Cadena, Switzerland, 2016, 17 minutes)

Tiga interior yang diisi oleh para laki-laki, menggambarkan situasi sosial masyarakat di Georgia saat ini, di mana perubahan politik menyebabkan keterperangkapan dalam situasi kejayaan masa lalu dan kehancurannya, serta cita-cita politik masa depan untuk bergabung dengan Barat yang modern. Tiga interior tersebut juga diisi dengan isu migrasi penduduk, konflik politik, keberagaman etnis serta refleksi warga negara tentang kehidupan, melalui percakapan dan aktivitas sehari-hari.

Tiga interior yang diisi oleh para laki-laki, menggambarkan situasi sosial masyarakat di Georgia saat ini, di mana perubahan politik menyebabkan keterperangkapan dalam situasi kejayaan masa lalu dan kehancurannya, serta cita-cita politik masa depan untuk bergabung dengan Barat yang modern. Tiga interior tersebut juga diisi dengan isu migrasi penduduk, konflik politik, keberagaman etnis serta refleksi warga negara tentang kehidupan, melalui percakapan dan aktivitas sehari-hari.

In Memory of the Chinatown (Chun-tien Chen, Taiwan, 2016, 30 minutes)

Media terus hidup, tapi tidak demikian dengan kehidupan budaya-ekonomi dan identitas kecinaan di Taiwan. Dia harus diubah menjadi arsitektur modern a la Barat berikut wacana peradaban-tingginya. Keaslian identitas leluhur tanah asal, budaya ekonomi, serta peradaban modern berkelindan dalam lipatan kerja media.

The media continues to live, but not so much about the cultural-economic life and Chinese identity in Taiwan. It must be transformed into a Western-Modern architecture along with its high-civilization discourse. The authenticity of the ancestral identity from the land of origin, economic culture, and modern civilization intertwined within the layer of realm of media.

Hangover, Cardboard, and Chacha (Samuel Patthey & Silvain Monney, Switzerland, 2016, 3 minutes)

Kemabukan memainkan naratif dengan pembongkar-ulangan bentuk yang mengarah pada sistim ideology politik tertentu. Film animasi dengan menggunakan drawing di atas sobekan kardus dan amplop-amplop pengiriman ber-cap pos ini, mengajak mata untuk berpiknik gembira melihat sebuah isu sebagai kemungkinan penceritaan.

Drunkenness to play the deformation of narrative that leads to a certain political ideology. Animation film with drawings on torn pieces of cardboards and postmarked wrappers, inviting eyes for a fun picnic to see an issue as a possible storytelling.

Softman (Pietro Librizzi, Italy, 2016, 17 minutes)

Narasi yang enggan; visual yang lamban; kontradiksi frame yang tanpa berjawab; nada yang out of tune disandingkan dengan harmoni yang melodius. Ide mengingkari struktur mayoritas umum dalam dialog yang dengan sengaja menuju sebuah konstruksi tertentu, namun juga dengan sengaja mengurungkan niatnya untuk menuju konstruksi tersebut. Semua itu menjadi sebuah aksi yang menjelaskan motif perlawanan terhadap struktur mapan konstruksi film, alias demontase.

Reluctant narratives; sluggish visuals; unanswered contradiction frame; the out-of-tune tone juxtaposed with melodious harmony. The idea of refusing a general majority structure in a deliberate dialogue to a particular construction, but also deliberately undermining its intention to there. All those things become an action that explains the motive of resistance to the established structure of the construction of the film, namely demontage.

 

Time

(Monday) 19:00 - 21:00 UTC+7

Location

GoetheHaus

Sam Ratulangi 9-15, Jakarta - 10350

Organizer

ARKIPEL Penal Colony - 5th International Documentary and Experimental Film Festivalinfo@arkipel.org

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Contact Us

We're not around right now. But you can send us an email and we'll get back to you, asap.

Not readable? Change text. captcha txt

Start typing and press Enter to search

X