august, 2017

2017monday21august16:00monday17:05Special Presentation 02 - Hanoi DoclabThe personal and the collective: Experimental Film Scene from Hanoi16:00 - 17:05 UTC+7 kineforum, Jl. Cikini Raya 73, Jakarta - 10330Festival Program:Special Presentation

Details

Curated by
Nguyen Trinh Thi

Total Duration
61 minutes

Venue
Kineforum – TIM / 21 August 2017, 16.00


Film List

Bad Luck of the House Construction (Ta Minh Duc, Vietnam, 2017, 3 minutes)

Di Vietnam, orang-orang percaya bahwa ketika kita membangun sebuah rumah baru, akan ada suatu nasib buruk yang akan datang.

In Vietnam, people believe that when you build a new house, there’s also a bad luck that will come with it.

Water Dream (Nguyen Hai Yen, Vietnam, 2016, 7 minutes)

Air akan menjernihkan sekaligus mengaburkan penglihatamu. Air menghanyutkanmu hingga ke mimpi paling murni. Agaknya keberadaan kita hanya mungkin dalam ketidaksadaran yang dimiliki air, di dalam tindakan bermimpinya. Tubuh ialah kehadiran yang jernih.

Water will both blur and clean your vision. Water floats you down the purest dreams. Perhaps our beings are just possible in water’s unconsciousness, in it’s act of dreaming. Bodies are liquid presences.

TV (Khong Viet Bach, Vietnam, 2013, 6 minutes)

Menjukstaposisikan potret diri dan televisi dengan latar yang berbeda, si sutradara merancangnya untuk mengeksplorasi hubungan antara citra diri dan media penyiaran yang populer. Sebuah potret diri? Sepotong kritik terhadap media? Sebuah eksperimen visual? Si sutradara membiarkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu terbuka.

Juxtaposing portrait of himself and the television against different backdrops, the filmmaker of “TV” sets to explore the relationship between the image of the self and the popular broadcasting medium. A self-portrait? A slice of critique towards the media? A visual experiment? The filmmaker leaves the answers to these questions open.

Memory of the Blind Elephant (Nguyen Phuong Linh, Vietnam, 2016, 15 minutes)

Alih-alih melihat masa lalu dengan nostalgia, Nguyen ingin fokus pada situasi masa kini dari situs-situs yang dahulunya merupakan perkebunan karet. Pohon karet, manusia, hewan, dan alam, kesemuanya menyimpan bukti sejarah yang melewati begitu banyak rezim.

Rather than looking at the past with nostalgia, Nguyen wants to focus on present-day sites where the rubber plantations used to be. The rubber tree, human beings, animals and nature all hold quiet evidences of a history through multiple regimes.

Untitled (Thinh Nguyen, Vietnam, 2017, 2 minutes)

Berjalan di atas tali yang terikat kencang pada bangunan baru yang dikonstruksi di atas tanah yang dahulunya merupakan lahan pertanian penduduk Duong Noi. Penduduk desa dipaksa dengan kekerasan untuk hengkang dari tanah mereka beberapa tahun yang lalu.

Walking on tight rope across the shells of new buildings constructed on what used to be the farm land of the villagers of Duong Noi. The villagers were violently forced out of their land a few years ago.

Eleven Men (Nguyen Trinh Thi, Vietnam, 2016, 28 minutes)

Eleven Men dikompos dari adegan-adegan berbagai filem-filem naratif klasik Vietnam yang menampilkan aktris Nhu Quynh. Mencakup tiga dekade karier legendarisnya sebagai pemeran, sebagian besar filem yang digunakan—dari tahun 1966 sampai 2000—diproduksi oleh Vietnam Feature Film Studio milik negara tersebut. Teks filem ini diadaptasi dari “Eleven Sons”, cerpen Franz Kafka yang pertama kali terbit tahun 1919, yang dimulai dengan sebuah deklarasi seorang ayah: “Saya memiliki sebelas anak laki-laki”, kemudian menjelaskan masing-masing anak dengan detail yang akut dan ironis. Mengubah nada suara dari tokoh ayah ciptaan Kafka itu, filem ini dimulai dengan seorang perempuan yang menyatakan: “Saya memiliki sebelas pria”.

Eleven Men is composed of scenes from a range of Vietnamese classic narrative films featuring the same central actress, Nhu Quynh. Spanning three decades of her legendary acting career, most of the appropriated movies—from 1966 to 2000—were produced by the state-owned Vietnam Feature Film Studio. The film’s text was adapted from “Eleven Sons”, a short story by Franz Kafka first published in 1919, which begins with a father’s declaration: “I have eleven sons”, then describes each one of them in acute and ironic detail. Transposing the father’s voice of Kafka’s story, the film begins with a woman stating: “I have eleven men”.

Time

(Monday) 16:00 - 17:05 UTC+7

Location

kineforum

Jl. Cikini Raya 73, Jakarta - 10330

Organizer

ARKIPEL Penal Colony - 5th International Documentary and Experimental Film Festivalinfo@arkipel.org

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Contact Us

We're not around right now. But you can send us an email and we'll get back to you, asap.

Not readable? Change text. captcha txt

Start typing and press Enter to search

X