august, 2017

2017thursday24august19:00thursday20:30Special Screening5 Islands, 5 Villages, 5 Filmmakers19:00 - 20:30 UTC+7 GoetheHaus, Sam Ratulangi 9-15, Jakarta - 10350Festival Program:Special Screening

Details

Total Duration
83 minutes

Venue
Goethehaus – Jakarta / 24 Agustus 2017, 19.00 WIB


Film List

Bavarian Fragments (Rahung Nasution, Indonesia/Jerman, 2017, 12 menit)

Sebuah dokumenter pendek berupa observasi audio-visual tentang masyarakat Bavaria di Wildpoldsreid, Allgäu, Jerman Selatan.

A short documentary of an audio-visual observation of Bavarian society in Wildpoldsreid, Allgäu, Southern Germany.

Hantu Mekanis (Tunggul Banjaransari, Indonesia/Jerman, 2017, 18 menit)

Media massa menampilkan Jerman sebagai negara dengan kegemilangan tokoh politik, ikon olahraga, dan tatanan kewilayahannya. Namun, itu ternyata tidak sepenuhnya benar, setidaknya di beberapa wilayah di luar kota-kota metropolitan Jerman. Salah satunya adalah Welzow, sebuah desa kecil di Jerman bagian timur yang dikepung pertambangan swasta. Masyarakatnya tampak abu-abu, ada yang menerima dan ada pula yang memiliki ambisi besar untuk memberontak. Populasi yang kecil membuat mereka harus menjaga sikap satu sama lain untuk tidak memperkeruh masalah, yang mungkin memicu perpecahan terbuka di antara mereka. Pergaulan mereka menjadi semu. Berangkat dari perhatian terhadap kondisi ini, filem ini lebih memilih mengulik kebahagiaan para penduduk Welzow. Kebahagiaan-kebahagiaan pribadi itu pernah terjadi di masa lampau dan mereka masih memiliki imajinasi mengenai kebahagiaan lain yang akan terjadi pada diri mereka masing-masing di masa depan.

The mass media portrays Germany as a country with galore of political figures, sports icons, and territorial order. However, it was not entirely true, at least in some areas outside the metropolitan cities of Germany. One of them is Welzow, a small village in eastern Germany surrounded by private mining. The people are gray, some accept and some have great ambitions to rebel. The small population makes it necessary for them to keep each other’s attitude in order not to make the problem worse, which may trigger an open rupture between them. Their association gets fake. Departing from the attention to this condition, the film prefers to dig the happiness of the people in Welzow. These personal happiness has happened in the past and they still have the imagination of other happiness that will happen to each of them in the future.

Maja’s Boat (Wahyu Utami Wati, Indonesia/Jerman, 2017, 15 menit)

Pulau Pellworm, negara bagian Schleswig-Holstein, Jerman. Stefen dan Nico adalah dua orang nelayan yang selalu memulai rutinitas pekerjaan mereka setiap hari berdasarkan terbitnya matahari. Maja’s Boat mengundang penonton untuk melihat pekerjaan mereka dan mengarungi lautan bersama mereka.

Pellworm Island, Schleswig-Holstein state, Germany. Stefen and Nico are two fishermen who always start their daily work routine based on the rising of sun. Maja’s Boat invites the audience to see their work and wade through the ocean with them.

Der Grenzgang (Andrianus Oetjoe, Indonesia/Jerman, 2017, 22 menit)

Perimeter yang dialiri listrik dan satu sungai besar di masa lalu memisahkan sebuah desa kecil dengan hanya seratus penduduk di selatan Jerman dengan dunia. Setelah kedua Jerman bersatu kembali, seorang kepala desa memutuskan untuk membangun sebuah komplek perkantoran yang cukup besar yang dapat menampung kurang lebih seribu orang. Para karyawan berdatangan dari berbagai kawasan di Jerman. Setelah beberapa tahun, komplek perkantoran itu ditutup dan kemudian untuk waktu yang panjang terbengkalai sampai kemudian beberapa tahun lalu sekitar 700 pengungsi asal Timur Tengah mendatanginya dan menggunakannya sebagai tempat tinggal sementara. Saat ini para pengungsi itu pun telah meninggalkan perkantoran dan desa itu. Sang kepala desa yang kini berumur 74 tahun mencemaskan nasib desa itu, mencoba menebak apa yang ada di masa depan untuk penduduk di sana.

Electrified perimeters and a great river in the past split a small village with only a hundred inhabitants in southern Germany and the world. After the two Germany reunited, a village chief decided to build a large office complex that could accommodate about a thousand people. Employees came from different parts of Germany. After a few years, the office complex was closed and abandoned for a long time until then a few years ago about 700 refugees from Middle East came and used it as a temporary shelter. Now the refugees have also left the office and the village. The 74-year-old village chief is worried about the village’s fate, trying to guess what’s in the future for the people there.

Neutrale Strasse (Bani Nasution, Indonesia/Jerman, 2017, 16 menit)

Di wilayah yang berbukit dan mempunyai sejarah sebagai zona perang, Bani Nasution merekam sebuah desa yang hampir semua bangunannya tutup kecuali untuk pemilihan umum presiden Prancis dan pesta perkawinan pasangan Jerman.

In a hilly territory with the history as war zone, Bani Nasution recorded a village which almost all of its buildings are closed except for the location of French presidential election and a marriage party of a Germany couple.

Time

(Thursday) 19:00 - 20:30 UTC+7

Location

GoetheHaus

Sam Ratulangi 9-15, Jakarta - 10350

Organizer

ARKIPEL Penal Colony - 5th International Documentary and Experimental Film Festivalinfo@arkipel.org

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Contact Us

We're not around right now. But you can send us an email and we'll get back to you, asap.

Not readable? Change text. captcha txt

Start typing and press Enter to search

X