In ARKIPEL 2021 - Twilight Zone, Special Screening

Uncle Pius,”This is my home, come the sleeping…”
Om Pius, “Ini rumah saya, come the sleeping…”

Halaman Papua

December 12th – 18th, 2021 | festival.arkipel.org
Wednesday, December 1st, 2021 | 19:30 | Forum Lenteng

Menerjemahkan kenyataan dalam mimpi ataupun menerjemahkan mimpi pada kenyataan adalah peristiwa filemis yang telah berlangsung sejak lama di dalam sejarah sinema. Bahasa sinema yang memiliki peluang untuk menghadirkan hal-hal yang tidak dapat kita tangkap dalam kehidupan sehari-hari [reality], telah membuka berbagai kemungkinan permainan bahasa sinema untuk menghadirkan ‘yang nyata’ [the real]. Bagaimana peristiwa-peristiwa sederhana dan terjadi sehari-hari dibongkar hingga memunculkan berbagai macam spekulasi argumen persoalan sosial yang kita alami. Melalui filem ini, kami mencoba untuk menghadirkan ‘yang nyata’ [the real] melalui ‘kenyataan’ [reality] dari kehidupan sehari-hari Om Pius.

Bagaimana membicarakan sejarah dan dampak dari pengalaman sejarah kekerasan bagi masyarakat Papua yang terjadi sejak masa kolonial Belanda hingga sekarang? Pertanyaan tersebut adalah suatu pertanyaan besar yang ingin kami pecahkan. Bagaimana kami dapat menghadirkan sudut pandang yang lain dalam melihat persoalan tersebut yang telah menjadi kehidupan sehari-hari masyarakat Papua, menjadi ingatan bersama. Seringkali ketika membicarakan Papua, pembahasan hanyalah dari sudut pandang tentang kemiskinan dan kebodohan, persoalan kekayaan alam dan eksotisme, kehidupan tradisional dan primitif. Sudut pandang dalam melihat percepatan dan kegagalan modernisasi di Papua seringkali justru hanya menempatkan masyarakat Papua sebagai objek.

Lalu, apakah tidak ada cara narasi lain untuk memaparkan kegagalan modernisasi di Papua yang telah terjadi sejak modernisasi itu masuk ke Papua di masa kolonial Belanda hingga ketika Papua menjadi bagian dari Indonesia? Bagaimana kami dapat menghadirkan sudut pandang yang lain dalam melihat persoalan itu yang telah menjadi kehidupan sehari-hari masyarakat Papua?

Dengan menggunakan mimpi dan undian, kami mencoba untuk bermain-main pada ranah sudut pandang stereotipe dan mencari kemungkinan lain di dalam menghadirkan masyarakat Papua di dalam filem. Filem ini adalah kerja kolaboratif yang mencoba menghadirkan hubungan dan dialog sudut pandang di antara kami dalam melihat masyarakat Papua.

-Mahardika Yudha

Translating reality into dreams or translating dreams into reality is a filmic statement that has been going on since the birth of cinema. Cinema has the possibility to present things that we cannot capture in daily life [reality] and has opened various possibilities through experimenting with its language to present ‘the real.’ How simple events occur every day are dismantled to bring up various kinds of speculation about social problems that we experience. Through this film, we try to showcase ‘the real’ through ‘reality’ from the daily life of Uncle Pius.

How to discuss history and the impact of the experience of the history of violence for the Papuan people that has occurred since the Dutch colonial period hitherto? That is one big question that we all want to solve. How we can present other perspectives in seeing that problem which has become the daily life of Papuans and becoming shared memories. When talking about Papua, it is often only from the point of view of poverty and inequality in education, the issues of natural resources and exoticism, traditional and primitive life. The perspective of just seeing the acceleration and failure of modernization in Papua often puts the Papuans as merely objects.

Then, is there no other narrative to explain the failure of modernization in Papua since it arrived during the Dutch colonial period, up to the period when Papua became part of Indonesia? How we can present other perspectives in seeing those problems which have become the daily life of the people of Papua?

By mish-mashing dreams and lotteries, we try to play in the realm of stereotyping and look for other possibilities in presenting Papuan society in the film. This film is a collaborative work that tries to present a relationship and dialogue between us in viewing Papuan society.

-Mahardika Yudha

Film List

Om Pius, “Ini rumah saya, come the sleeping…”

Filmmaker Halaman Papua (Indonesia)
International Title Uncle Pius,”This is my home, come the sleeping…”
Country of Production Indonesia
Language  Indonesian Language
Subtitle  English

79 min, stereo, digital video, color, 2019

Om Pius adalah warga asli Papua dari pegunungan Keerom yang telah menetap dan hidup bersama masyarakat dari beragam etnis di daerah pesisir, Sentani, Jayapura, sejak pasca Pepera (Penentuan Pendapat Rakyat) di tahun 70-an. Selama lebih dari 30 tahun, ia menjalani hidup sebagai ‘orang gunung’ yang hidup dengan kultur pantai. Sejarah perpindahan penduduk, kekerasan di Papua, kekayaan alam, kerinduan akan tanah kelahiran, romantisme masa lalu, perang, harapan, dan mimpi, menjadi kisah hidup Om Pius yang ia manifestasikannya melalui undian.

Om Pius is a native Papuan from the Keerom mountains who has been living and residing with communities of various ethnicities in the coastal area of Sentani, Jayapura, since the post-Act of Free Choice in the 70s. For more than 30 years, he has been a ‘mountain man’ living with a coastal culture. The history of population displacement, violence in Papua, natural wealth, longing for the homeland, romantic past, war, hopes, and dreams, are the life stories of Om Pius which he manifests through the lottery.

About Halaman Papua

Halaman Papua merupakan platform yang menghasilkan karya di berbagai media sebagai sarana komunikasi untuk membahas isu dan masyarakat di Papua, salah satunya melalui filem. Halaman Papua digagas oleh Forum Lenteng pada tahun 2013. Diprakarsai sebagai kerja sama dengan kolektif dari Sentani, Kota Jayapura, Wamena, dan Timika, yang berfokus pada masalah kesehatan dan layanan kesehatan masyarakat di Papua, platform ini kemudian dikembangkan untuk mencakup diskusi yang lebih luas tentang isu-isu sosial seputar masyarakat di Papua dengan menggunakan berbagai media, serta pendekatan distribusi informasi menggunakan teknologi analog dan digital.

Halaman Papua is a platform that produces work in various media as a communication tool for discussing issues and society in Papua, one of which is using films. Halaman Papua was initiated by Forum Lenteng in 2013. Initiated as a collaborative work with collectives from Sentani, Kota Jayapura, Wamena, and Timika, focused on health issues and public health services in Papua, this platform was later developed to include broader discussion on social issues about society in Papua using a variety of media, along with a distribution of information approach using both analog and digital technology.

About the Editor

Mahardika Yudha tinggal dan bekerja di Cisauk, Tangerang. Salah satu pendiri Forum Lenteng dan bekerja mengelola OK. Video rentang 2007-2017. Ia melakukan beberapa aktivitas yang cenderung lebih kepada pengorganisasian, seperti mediator, fasilitator, maupun kurator. Ia menginisiasi dan mengelola pameran Kultursinema, salah satu program dari ARKIPEL – Jakarta International Documentary and Experimental Film Festival.

Mahardika Yudha lives and works in Cisauk, Tangerang. Co-founder of Forum Lenteng and managing OK. Video on 2007-2017. He carries out several activities that tend to be more about organizing, such as a mediator, facilitator, and curator. He initiated and managed the Kultursinema exhibition, one of the programs of ARKIPEL – Jakarta International Documentary and Experimental Film Festival.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Contact Us

We're not around right now. But you can send us an email and we'll get back to you, asap.

Not readable? Change text. captcha txt

Start typing and press Enter to search

X