{"id":1104,"date":"2013-08-05T18:55:11","date_gmt":"2013-08-05T11:55:11","guid":{"rendered":"http:\/\/arkipel.org\/?page_id=1104"},"modified":"2017-08-08T04:09:10","modified_gmt":"2017-08-07T21:09:10","slug":"diskusi-publik-sinema-sejarah-arsip","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/arkipel.org\/diskusi-publik-sinema-sejarah-arsip\/","title":{"rendered":"Diskusi Publik: Sinema, Sejarah & Arsip"},"content":{"rendered":"
Agenda<\/small> Pembicara Speakers<\/i><\/span><\/small> Moderator<\/small> Filem, sebagaimana produk kesenian lain, merupakan produk budaya sebuah bangsa yang mencerminan karakter dan identitas suatu bangsa. Seperti yang dikatakan oleh Sigfreid Kracauer<\/i>, \u201cMedia filem merupakan pencerminan paling nyata masalah mentalitas, budaya dan perkembangan suatu masyarakat, melebihi media seni yang lain.\u201d Setidaknya ada dua hal yang menguatkan alasan tersebut. Pertama filem merupakan kerja koleklif yang melibatkan banyak unsur sampai sebuah filem ditonton khalayaknya. Yang kedua, filem diproduksi untuk ditonton oleh khalayak sebanyak mungkin. Oleh karena itu filem diproduksi tidak bisa lepas dari konteks masyarakat yang melingkupinya.<\/p>\n Sebagai produk budaya sebuah masyarakat bangsa dan negara, dalam satu kurun waktu yang panjang dan akan terus berlangsung sampai masa depan, pendokumentasian filem merupakan hal penting. Sebagai pusat pengarsipan tertua di Asia Tenggara, Sinematek Indonesia memiliki berbagai macam masalah, termasuk masalah keuangan dan sumber daya manusia. Padahal, pengarsipan menjadi salah satu persoalan penting yang mendesak diwacanakan dalam perkembangan sinema di Indonesia dewasa ini. Selain sebagai tempat menyimpan, melestarikan, dan juga mendokumentasikan perkembangan sejarah sinema di Indonesia, pengarsipan filem juga menjadi ruang tempat wacana berserakan yang hingga kini belum tersentuh secara maksimal untuk dikembangkan, didistribusikan, diperdebatkan, dan dituliskan.<\/p>\n Upaya pelestarian filem Indonesia sudah saatnya menjadi perhatian semua pihak pemangku kepentingan industri filem, baik itu pemerintah, masyarakat perfileman indonesia, komunitas filem, dunia kampus dan masyarakat umum.<\/p>\n<\/div>\n[\/vc_column_text][\/vc_column][\/vc_row]\n<\/div>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":" Upaya pelestarian filem Indonesia sudah saatnya menjadi perhatian semua pihak pemangku kepentingan industri filem, baik itu pemerintah, masyarakat perfileman indonesia, komunitas filem, dunia kampus dan masyarakat umum.<\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":0,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"_jetpack_memberships_contains_paid_content":false,"footnotes":"","jetpack_publicize_message":"","jetpack_publicize_feature_enabled":true,"jetpack_social_post_already_shared":true,"jetpack_social_options":{"image_generator_settings":{"template":"highway","enabled":false},"version":2}},"categories":[361,359],"tags":[12],"class_list":["post-1104","post","type-post","status-publish","format-standard","hentry","category-festival-theme-arkipel-2013","category-public-discussion-program","tag-12"],"jetpack_publicize_connections":[],"yoast_head":"\n
\n28\/8\/2013
\nTeater Studio, Teater Kecil – TIM<\/strong>
\n13.00 \u2013 14.30<\/p>\n
\nIntan Paramaditha<\/b> (Penulis, Peneliti) &
\nAndy Pulung<\/b>\u00a0(Editor Filem)<\/p>\n
\nSahabat Sinematek
\n<\/b><\/p>\n[\/vc_column_text][\/vc_column][vc_column width=”2\/3″][vc_column_text disable_pattern=”true” align=”left” margin_bottom=”0″]\n