{"id":1445,"date":"2013-08-25T13:20:41","date_gmt":"2013-08-25T06:20:41","guid":{"rendered":"http:\/\/arkipel.org\/?p=1445"},"modified":"2017-08-08T03:52:30","modified_gmt":"2017-08-07T20:52:30","slug":"malam-pembukaan-arkipel-international-documentary-experimental-film-festival-2013","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/arkipel.org\/malam-pembukaan-arkipel-international-documentary-experimental-film-festival-2013\/","title":{"rendered":"Malam Pembukaan Arkipel International Documentary & Experimental Film Festival 2013"},"content":{"rendered":"
Malam, 24 Agustus 2013, adalah sejarah. Festival filem pertama di Indonesia yang mengusung tiga gagasan sekaligus, \u201ceksperimental\u201d, \u201cdokumenter\u201d dan \u201cdokumenter eksperimental\u201d, dalam konteks wacana sinema, dan dihelatkan dalam skala internasional, Arkipel International Documentary & Experimental Film Festival 2013, dibuka dengan begitu elegan di GoetheHaus, Jl. Dr. Sam Ratulangi No. 9 – 15 Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, DKI Jakarta.<\/p>\n
Acara yang dinisiasi oleh Forum Lenteng ini berlangsung dari pukul 19:00 hingga 22:00 WIB, dan menayangkan lima filem, yakni Tears of Inge<\/em> (2013) karya Alisi Telengut, J. Werier<\/em> (2012) karya Rhayne Vermette, Momentum<\/em> (2013) karya Boris Seewald, The Ghost and The Escarlate<\/em> (2012) karya Julie Nguyen Van Qui, dan Hermeneutics<\/em> (2012) karya Alexei Dmitriev. Lima filem tersebut dianggap oleh Arkipel sebagai contoh filem yang berhasil menyajikan capaian-capaian estetika yang dihadirkan secara baru dalam bahasa sinema.<\/p>\n