{"id":4739,"date":"2015-08-26T16:13:02","date_gmt":"2015-08-26T09:13:02","guid":{"rendered":"http:\/\/arkipel.org\/?p=4739"},"modified":"2017-08-02T19:57:21","modified_gmt":"2017-08-02T12:57:21","slug":"screening-of-curatorial-program-counter-the-stream-rumors","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/arkipel.org\/screening-of-curatorial-program-counter-the-stream-rumors\/","title":{"rendered":"Screening of Curatorial Program: Counter The Stream-Rumors"},"content":{"rendered":"
<\/p>\n
Selama dua hari berturut-turut, ARKIPEL Grand Illusion <\/em>\u2013 3rd<\/sup> Jakarta International Documentary & Experimental Film Festival, 2015, menyajikan Prograk Kuratorial dari Otty Widasari yang berjudul Pergunjingan Menandingi Arus<\/em> (atau Counter The Stream-Rumors<\/em>). Kuratorial ini menampilkan dua filem yang dibuat oleh sutradara independen kenamaan dari Amerikan, yaitu Jon Jost. Ada dua filem yang ditampilkan, pertama berjudul Images of a Lost City<\/em> (tayang di Goethe-Institut Indonesien, 23 Agustus) dan kedua berjudul They Had It Coming <\/em>(tayang di Goethe-Institut Indonesien, 24 Agustus).<\/p>\n Images of a Lost City<\/em> adalah filem tentang Lisabon dan berusaha menangkap suasana Lisabon yang menurut Jon Jost sendiri adalah kota yang lambat, sedangkan They Had It Coming <\/em>menceritakan sebuah kisah yang terjadi di sebuah desa kecil, dengan penggabungan antara arsip dan cerita yang ditulis sendiri oleh Jon Jost.<\/p>\n Setelah sesi penayangan, penonton dipersilakan untuk melakukan tanya jawab oleh kurator dan sutradaranya. Beberapa pertanyaan menuju ke arah kerangka produksi yang dilakukan Jon Jost, yang bagi sebagian orang, cara produksi filem seperti itu adalah cara yang tidak biasa dilakukan oleh sutradara mana pun. Akan tetapi cara tersebut justru diakui oleh Jon Jost sangat efektif dilakukannya. Dia mengatakan, bahwa skrip untuk membuat filem tidak begitu diperlukan, namun dia membutuhkan informasi dan keadaan setempat, tempat di mana dia melakukan pengambilan gambar untuk filem tersebut, yang langsung dari masyarakat sekitar. Apa yang dilakukannya tidak seperti kerangka produksi pembuatan filem pada umumnya.<\/p>\n –<\/p>\n ARKIPEL Grand Illusion <\/em>\u2013 3rd<\/sup> Jakarta International Documentary & Experimental Film Festival 2015 shows Curatorial Program by Otty Widasari entitled Counter The Stream-Rumors <\/em>for two days in a row. This curatorial program presents two film by noted American director, Jon Jost. There are two films prsented, Images of a Lost city<\/em> (screened at Goethe-Institut Indonesien, August 23) and They Had It Coming<\/em> (screened at Goethe-Institut Indonesien, 24 August)<\/span><\/p>\n Images of a Lost City <\/em>tells about Lisabon city and its atmosphere which Jon Jost considered as a slow pace city. While They Had It Coming <\/em>teels about well-knowns stories in a smlal village, combining the archives and stories written by Jon Jost.<\/span><\/p>\n There is Q&A session after the show. The audiences are invited to ask the curator and the director. Some of the questions are about the production of the film and methode used by Jon Jost because for some people think that the way Jost made film is unusual. For Jost, his methode that regarded as unsual is very effective. He said that he never made a script before filming. He only gathered the materials from the local people. He emphasizes that his methode is different from common film-making.<\/span><\/p>\n <\/p>\n