{"id":4795,"date":"2015-08-27T17:08:12","date_gmt":"2015-08-27T10:08:12","guid":{"rendered":"http:\/\/arkipel.org\/?p=4795"},"modified":"2017-08-02T19:53:12","modified_gmt":"2017-08-02T12:53:12","slug":"the-cinema-between-consciousness-and-unconsciousness-an-attempt-to-fill-a-space-in-the-documentary-and-experimental-cinema-vocabulary-discourse-in-indonesia","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/arkipel.org\/the-cinema-between-consciousness-and-unconsciousness-an-attempt-to-fill-a-space-in-the-documentary-and-experimental-cinema-vocabulary-discourse-in-indonesia\/","title":{"rendered":"The Cinema Between Consciousness and Unconsciousness: An Attempt to Fill a Space in the Documentary and Experimental Cinema Vocabulary Discourse in Indonesia"},"content":{"rendered":"
<\/p>\n
Program kuratorial, selain secara tidak langsung menjadi semacam pemberian edukasi kepada para penonton dari sebuah festival, yang lebih substantif ialah program kuratorial juga menjadi ruang untuk membangun dialog antara pihak pelaku festival\u2014dalam hal ini pihak kurator\u2014dan para penonton sebagai partisipan festival dalam menyikapi sebuah tema dan filem tertentu, yang dipilih oleh pihak kurator. Pilihan-pilihan tema dan filem dalam sesi program kuratorial tentu tidak bisa menghindar dari subjektivitas sang kurator, meski ia berangkat dari pertimbangan-pertimbangan objektif dari diskursus yang berkembang dari sejarah gagasan yang berlangsung dalam sebuah koridor genre filem tertentu. Dalam konteks ini, tantangan terbesar dari subjektifitas yang dibangun dalam ide program kuratorial adalah kondisi objektif penonton atau para pelaku kultur filem yang berlangsung, yang notabene pengertian-pengertian eksperimental masih menjadi perihal yang minor dalam kondisi objektif masyarakat filem di Indonesia.<\/p>\n
Pada ARKIPEL Grand Illusion \u2013 <\/em>3rd<\/sup> Jakarta International Documentary & Experimental Film Festival 2015 ini, satu di antara program yang diangkat adalah tema Sinema Antara Kesadaran dan Ketidaksadaran<\/em> (atau The Cinema Between Consciousness and Unconsciousness<\/em>). Adapun program kuratorial tersebut adalah dengan mengangkat dua filem yang dianggap penting, yang bagi subjektivitas pihak sang kurator adalah sebuah kebutuhan wacana dan kemungkinan pendekatan dan bahasa baru sinema dokumenter dan eksperimental di Indonesia. Dua karya tersebut adalah Sc\u00e9nario du Film Passio<\/em>n (1982) dari sutradara kenamaan asal Prancis, Jean-Luc Godard dan L\u00e0-Bas<\/em> (2006) dari sutradara perempuan yang cukup penting, Chantal Akerman. Kedua karya yang ditayangkan pada tanggal 25 Agustus, pukul. 17.30 dan 19.00 di Institut Francais d\u2019Indonesia (IFI), Jl. Thamrin, Jakarta ini, merupakan karya yang dianggap mewakili kemungkinan dan pendekatan baru dalam bahasa dan aksi dokumenternya.<\/p>\n