{"id":5911,"date":"2016-08-21T13:30:07","date_gmt":"2016-08-21T06:30:07","guid":{"rendered":"http:\/\/arkipel.org\/?p=5911"},"modified":"2017-08-02T19:16:34","modified_gmt":"2017-08-02T12:16:34","slug":"nameless-notes-flow-curatorial-program","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/arkipel.org\/nameless-notes-flow-curatorial-program\/","title":{"rendered":"For The \u201cNameless\u201d: Notes on \u201cFlow\u201d Curatorial Program"},"content":{"rendered":"[vc_row][vc_column][vc_column_text]\n
<\/p>\n
SABTU, 20 Agustus, 2016. Sehabis menonton salah satu karya Nawi Ismail di Kineforum, saya bergegas menuju GoetheHaus di Goethe Institut dengan berjalan kaki. Sebuah cara yang murah untuk menikmati beberapa gang kecil di Jakarta sembari menghabiskan waktu. Masih terlalu cepat 4 jam sebelum Program Kompetisi Internasional 3: \u201cArus\u201d, salah satu program dari ARKIPEL untuk malam ini yang dikuratori oleh Umi Lestari, dimulai. Hari itu, selain \u201cArus\u201d, ada dua program yang diputar sejak pukul 1 siang, yakni Kompetisi Internasional 1: \u201cKoridor\u201d (Kurator: Umi Lestari) dan Kompetisi Internasional 2: \u201cInterludia\u201d (Kurator: Ugeng T. Moetidjo).<\/p>\n
<\/p>\n
Mengambil satu sudut pandang yang unik pada kejadian yang masih ramai dibicarakan di Eropa, yaitu migrasi, Umi Lestari memakai sebuah simbol, yakni \u201carus\u201d. Arus seringkali diidentikkan dengan sebuah dominasi besar-besaran yang dapat membuat kita terseret ke dalamnya. Di dalam sebuah sungai, hanya ada dua kemungkinan untuk menghadapi arus ini: menyatu ke arus utama, atau justru membuat arus sungai baru dengan sistem yang dapat menjadi tandingan.<\/p>\n
<\/p>\n
Tepat jam 7 malam setelah gong dibunyikan tanda filem akan segera dimulai, saya bergegas masuk dan duduk di barisan belakang bangku-bangku yang berada di depan ruang penayangan. Tidak ada orang di samping kiri dan kanan saya. Malam itu, termasuk saya, hanya ada 10 orang yang duduk berjarak cukup jauh satu sama lain di dalam GoetheHaus. Kami semua akan menonton tiga filem yang\u00a0 sudah saya intip dari website<\/em> arkipel.org.<\/p>\n