{"id":7300,"date":"2017-08-26T09:00:23","date_gmt":"2017-08-26T02:00:23","guid":{"rendered":"http:\/\/arkipel.org\/?p=7300"},"modified":"2017-08-27T21:08:31","modified_gmt":"2017-08-27T14:08:31","slug":"beyond-boundary-image-breaking-regime-sensibility","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/arkipel.org\/beyond-boundary-image-breaking-regime-sensibility\/","title":{"rendered":"Beyond the Boundary of Image, Breaking the Regime of Sensibility"},"content":{"rendered":"[vc_row][vc_column][vc_tabs][vc_tab title=”Bahasa Indonesia” tab_id=”1503840773-1-27″][vc_column_text title=”Menembus Batasan Citra, Meruntuhkan Rezim Sensibilitas”]Apakah Anda pernah melihat sebuah gambar yang dapat dilihat sebagai dua hal? Orang-orang menyebutnya sebagai gambar ambigu atau ilusi optik. Salah satu yang terkenal adalah gambar seorang perempuan muda yang juga dapat dilihat sebagai perempuan tua. Satu hal yang unik dari gambar-gambar semacam ini adalah Anda tidak dapat melihat kedua gambarnya secara sekaligus.<\/p>\n
Jika Anda memutuskan untuk melihat gambar perempuan muda, maka gambar perempuan tua itu akan menghilang dari pikiran Anda, begitu pula sebaliknya. Kata kunci yang digunakan di sini adalah \u2018memutuskan\u2019. Anda memiliki otoritas untuk menentukan imej apa yang ingin Anda lihat. Pun begitu, terkadang Anda harus mempertanyakan apakah otoritas Anda benar-benar milik Anda atau justru konstruksi dari kehidupan sosial yang Anda jalani?<\/p>\n
Contoh yang saya sebutkan sebelumnya hanya menjelaskan imej yang secara intensional dibuat untuk dapat dipandang dari dua perspektif berbeda. Pada kenyataannya, sifat dualitas dari imej adalah hal yang senantiasa melekat padanya dalam medium apa pun. Meminjam kata-kata Jacques Ranciere, Akbar Yumni, kurator untuk subprogram Kompetisi Internasional ARKIPEL Penal Colony yang bertajuk \u201cDuality\u201d, menyebut fenomena ini sebagai \u2018partisi sensibel\u2019 (partition of the sensible<\/em>).<\/p>\n Menurut Yumni, kita selama ini telah dipaksa untuk memandang suatu citraan secara satu dimensi. Rezim sensibilitas memutuskan apa yang patut kita lihat dan mengabaikan sifat dualitas dari sebuah imej. Konformitas dan sensibilitas pada dasarnya adalah hal yang serupa. Keduanya mencoba menata masyarakat menuju sebuah rekaan stabilitas mutlak yang di dalamnya segala hal berada pada posisi \u2018yang seharusnya\u2019.<\/p>\n