{"id":8955,"date":"2018-08-16T13:10:50","date_gmt":"2018-08-16T06:10:50","guid":{"rendered":"http:\/\/arkipel.org\/?p=8955"},"modified":"2018-08-16T13:10:50","modified_gmt":"2018-08-16T06:10:50","slug":"homoludens-reading-the-interaction-in-space-in-cinema","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/arkipel.org\/homoludens-reading-the-interaction-in-space-in-cinema\/","title":{"rendered":"Reading the Interaction in Space in Cinema"},"content":{"rendered":"[vc_row][vc_column][vc_tabs][vc_tab title=”Bahasa Indonesia” tab_id=”1503218961-1-46″][vc_column_text title=”catatan tentang kompetisi internasional 3″ css=”.vc_custom_1534399414867{margin-bottom: 0px !important;}”]\n
Hubungan antara filem dan ruang, khususnya tempat, sedikit banyak saya anggap sebagai pola dasar untuk membahas pengalaman visual dan sensorik, bentuk dan gaya ungkap, persepsi, kesadaran dan makna dari citra serta narasi filem. Ruang dalam filem dapat memberi warna dan konteks; meski wujudnya seringkali lebih abstrak dan eksploratif dibanding konsep tempat (place<\/em>) yang terkesan lebih konkrit. Ruang dalam filem menjadi subjek dari narasi; yang berkontribusi pada upaya pendefinisian karakter dan bagi situasi atau cerita tertentu.[1]<\/a> Interaksi dalam filem pun saya rasa tidak dapat terjadi dalam ruang hampa. Ia membutuhkan ruang yang menyediakan konteks tempat, waktu dan cerita bagi karakter maupun penonton yang sedang mengalami pengalaman sinematik. Dari interaksi pula, dapat terwujud ruang-ruang baru dengan wujud yang lebih modern dan kontemporer.<\/p>\n Siang hari tampaknya hampir tidak pernah menjadi waktu yang ramai di GoetheHaus, Goethe-Institut Jakarta. Seperti biasa, saya datang terlalu cepat untuk pemutaran filem dari Kompetisi Internasional 3 Festival ARKIPEL homoludens<\/em> \u2013 6th<\/sup> Jakarta International Documentary and Experimental Film Festival 2018<\/em>. Hari itu, Senin, 13 Agustus 2018, pada pukul 13.00 siang, saya dijadwalkan untuk menonton 3 filem; Grid Corrections<\/em> (2016), GIVE<\/em> (2017) dan Overnight<\/em> Flies<\/em> (2016). Gong tanda pemutaran filem akan dimulai dibunyikan. Saya pun memasuki ruang pemutaran yang sepi dan dingin itu. Jumlah penonton saat itu sangat sedikit. Mulanya, hanya berjumlah 3 orang, termasuk saya sendiri. Namun akhirnya, jumlah akhir penonton mencapai 7 orang.<\/p>\n