The 4th ARKIPEL film festival is not only an event for filmmaker, but also for film curator to pouring thought, idea, and creativity regarding this year’s theme, social/kapital. The submission was opened for three months to provide opportunities of broad interpretation of the film festival theme—the scope ranges from domestic to mass matters, will be presented by these young Asian curators.
Perhelatan festival filem ARKIPEL kali keempat ini bukan hanya sebagai wadah pembuat filem tetapi juga bagi kurator filem untuk menuangkan pemikiran tema social/kapital. Pendaftaran proposal kurasi program dibuka selama tiga bulan untuk membuka peluang interpretasi terhadap tema yang terbuka luas, dari yang lingkupnya domestik sampai yang publik. Sesi ini dimaksudkan untuk berbagi spektrum sinema terkait tema yang lebih luas dari negara-negara Asia dan dipresentasikan oleh para kurator-kurator muda.
Nischal Oli (Nepal)
Nischal Oli is an art producer, curator and writer based in Kathmandu, Nepal. For the past 5 years, Oli has been a fixture of Nepali contemporary arts. He has worked with various collectives, organizations, festivals and artists. He is the founder of Kala Kosh, an institution that hope to redefine the context within which art is created in Nepal and globally.
Voices: Alternative Nepali Cinema“Voices” a collection of 4 films (two documentary and two fiction shorts) presents Social/Kapital within the context of Nepal through the works of 4 young filmmakers. While showcasing the new voices of alternative Nepali cinema, each film tackles socially pertinent subject-matters. Through definite protagonists, these filmmakers reflect on various contemporary issues.
–
Nischal Oli adalah seorang produser seni, kurator, dan penulis yang tinggal di Kathmandu, Nepal. Lima tahun terakhir ini, Oli adalah sosok penting dalam medan seni kontemporer Nepal. Ia bekerja bersama berbagai kolektif, organisasi, festival, dan seniman. Ia juga adalah pendiri Kala Kosh, sebuah institusi yang bercita-cita untuk mendefinisikan ulang konteks dalam seni yang dikreasikan di Nepal, dan juga secara global.
Suara: Sinema Nepal Alternatif“Suara”, terdiri dari 4 filem (dua dokumenter dan dua filem fiksi pendek) menyuarakan social/kapital dalam konteks Nepal melalui karya dari 4 sutradara muda. Mereka adalah suara-suara baru dari sinema Nepal alternatif, dan tiap filem menangkap persoalan sosial subyek-subyeknya. Dan melalui protagonis-protagonisnya, sutradara-sutradara muda ini merefleksikan berbagai isu kontemporer.
Zimu Zhang (China)
Zimu Zhang is an independent filmmaker, researcher and curator. She holds a joint MA degree in Documentary Directing of Erasmus Mundus (Docnomads). Her own films and research interest are audiovisual dialogues threading intangible history and present. She has been a curator for CIFA (China Independent Film Archive) since 2015, a NGO devoted to preserve and present Chinese Independent Cinema along with research on worldwide creative audiovisual works.
The imagery I choose here follows the idea of a virtual Chinese trip: from landscape imprinted with former red ideology to modern spectacles of a city and its inhabitants caught up in the recurrent of history; from strangers’ silent faces and gestures to the loud commodities flowing in the digital era; from the dark legends and myth of the power to the cowardice and secret desire of mundane metropolitan people.
The goal of the trip is not to draw a picture of China today, but to map the distance away from it.
–
Zimu Zhang, seorang sutradara independen, periset, dan kurator. Ia meraih Master dalam Penyutradaraan Dokumenter di Erasmus Mundus (Docnomads). Karya dan risetnya terkait dengan ketertarikannya pada dialog audiovisual yang tak wujud khususnya sejarah dan masa sekarang. Ia telah menjadi kurator dalam CIFA (China Independent Film Archive) sejak 2015, sebuah organisasi non-pemerintah yang berdedikasi melestarikan dan mendistribusikan sinema Cina independen seiring dengan riset karya kreatif audiovisual di dunia.
Imaji dan Imajinasi — Perjalanan Menggelisahkan ke CinaImaji-imaji yang saya pilih berdasar ide perjalanan virtual orang-orang Cina: dari lanskap yang terekam dalam ideologi merah terdahulu ke perspektif moderen dari sebuah kota dan penghuninya yang terkungkung oleh sejarah yang terus berjalan: dari wajah orang-orang yang asing dan gestur ke komoditas bising di era digital ini: dari legenda gelap dan mitos kekuasaan ke rasa takut dan gairah rahasia dari keseheharian hidup kaum metropolitan.
Flor Chantal Eco (Philippines)
Chantal is a journalist, filmmaker and activist in the Philippines. She produces documentaries, newsreels and other multimedia materials for Tudla Productions, a non-profit multimedia organization which produces multimedia outputs that depict the plight of marginalized sectors. She is currently the Director for Video of Tudla Productions and writer at manilatoday.net, an alternative online news outfit.
Land, Life and StruggleLand, Life and Struggle is a collection of documentaries about the plight and struggle of Mindanao’s indigenous people. Meanwhile, the fiction narratives are based on real events and filmed on location of Lumad communities and indigenous people actors.
These films depict the life and aspirations of the Lumad people for land, preservation of their culture and self-determination through their collective struggle.
–
Chantal adalah seorang jurnalis, sutradara, dan aktivis di Filipina. Ia membuat dokumenter, berita, dan materi multimedia lainnya untuk Tudla Production, sebuah organisasi nirlaba yang memproduksi karya multimedia tentang perjuangan kaum marjinal. Ia sekarang menjabat sebagai Direktur Video pada TUdla Productions dan penulis di manilatoday,net, sebuah laman berita alternatif.
Tanah, Hidup, dan PerjuanganTanah, Hidup, dan Perjuangan adalah koleksi dokumenter tentang perjuangan penduduk Mindanao asli. Narasi fiksi yang ada berdasar peristiwa nyata dan direkam di lokasi masyarakat Lumad, dengan aktor-aktor penduduk asli.
Filem-filem ini menceritakan kehidupan dan aspirasi dari masyarakat Lumad tentang tanah, menjaga budaya mereka dan keinginan mereka melalui perjuangan kelompok.