Pernyataan Juri
Peransi Award
Imajinasi manusia mendorong kita untuk menemukan cara-cara tak biasa dalam memenuhi hasrat keingintahuan. Sinema adalah buah dari imajinasi, yang secara teknologis telah merubah peradaban dan cara kita melihat dunia. Filem ini membalikkan imajinasi teknologis yang secara kultural melekat dalam sejarah sinema dan audio visual kita. Dengan spekulasi yang cukup berani, kuasa perekaman dialihkan kepada makhluk di luar manusia, hingga filem ini berhasil merekam imaji tak biasa dari kota yang terus berubah. Ia melawan temuan-temuan teknologi perekaman masa kini yang dapat melayang di langit kita dengan mudahnya.
Dengan bangga ARKIPEL bromocorah menganugerahkan Peransi Award kepada filem Sapu Angin karya Cahyo Prayogo dari Indonesia, produksi tahun 2017.
Jury Award
Terdapat dua filem yang sangat memukau secara daya kepuitisan bentuknya bagi Dewan Juri ARKIPEL tahun ini. Atas kekuatan kedua filem tersebut, Dewan Juri memutuskan untuk menganugerahkan Jury Award ARKIPEL bromocorah 2019 kepada dua buah filem.
Melalui karya yang puitis dan baik tak hanya secara estetika, namun juga dalam pengemasan konten, tradisi arsitektur brutalis yang kental di negara-negara sosialisme dihadirkan dalam formalisme yang digarap dalam laku yang lebih kontemporer hingga tak terjebak pada logika medium semata. Narasi besar perubahan peradaban dunia sejak tahun 1970-an yang terekam dalam kemegahan arsitektural, interior yang elegan, dan penggunaan teknologi modern di dalam menghidupkan bangunan tersebut menjadi penanda-penanda sebuah gagasan besar tentang masa depan yang heroik dan gemerlap. Namun, di balik ekosistem bangunan yang kompleks itu, sekelompok sistem organik tetap bekerja dan justru menjadi tulang punggung bagi kelangsungan hidup bangunan tersebut. Sang sutradara dengan cerdas menangkap aspek terkecil dan inti dari ekosistem kehidupan bangunan bersejarah tersebut, serta membalikkan posisi narasi besar bangunan bersejarah menjadi hal yang sangat kecil dibandingkan dengan aktivitas para pekerja yang setia merawat dan menghidupkan si bangunan.
Filem yang selanjutnya menghadirkan sebuah kombinasi yang elegan yang dibangun dari kombinasi gambar-gambar temuan dan materi rekaman yang memuat laku maupun konsep “bromocorah”. Filem ini merupakan sebuah spekulasi visual yang mempesona; ia unik dalam estetikaknya, puitis dalam refleksinya dan berkedalaman pada strukturnya. Keterampilan montasenya sungguh mengejutkan: gambar seluloid yang kasar yang dihadirkan dari rekaman temuannya dan dari materi rekam yang baru, serta soundtrack atau musik pengiringnya menghasilkan kombinasi pengalaman audiovisual yang canggih, imajinatif dan afektif.
Dewan Juri pada ARKIPEL bromocorah menganugerahkan Jury Award ARKIPEL kepada dua buah karya yaitu Centar karya sutradara Ivan Marković dari Serbia, produksi tahun 2018, dan kepada The Love of Statues karya Peter Samson dari Inggris, produksi tahun 2019.
ARKIPEL Award
Filem ini bisa jadi bukan mencari universalitas macam situasi paska perang yang seringkali mengeksplorasi luka, trauma, dan lain sebagainya. Melalui kesetiannya terhadap keseharian para tokohnya, filem ini lebih terlihat semacam spasialitas yang mengikis universalitas perang, di mana kisah di sebuah rumah yang tanpa pintu selalu membuka kemungkinan-kemungkinan kehadiran (presence) dan peristiwa (event), ketimbang pretensi terhadap hal-hal yang representasional.
Dewan Juri pada ARKIPEL bromocorah menganugerahkan ARKIPEL Award ke-7 kepada filem The Future Cries Beneath Our Soil atau Mùa Cát Vọng karya sutradara Pham Thu Hang dari Vietnam, produksi tahun 2018.
Forum Lenteng Award
Sebagaimana visinya, Forum Lenteng Award diberikan kepada filem yang mendapat aplus paling gembira dari seluruh anggota Forum Lenteng. Filem ini menjadi favorit kami tahun ini, karena dia mengusung semangat yang sama dengan bagaimana kami bekerja selama 17 tahun ini: berkolektif, atas inisiatif diri yang tinggi, dan yang pasti dengan semangat yang selalu menjadi keharusan bagi anak muda untuk “berbuat” sambil merekam persoalan lokal yang dia ketahui, secara kontemporer, namun tetap dalam kemasan yang bisa diresap secara universal, yaitu: puisi.
Forum Lenteng Award dianugerahkan kepada Blues Sides on the Blue Sky karya Rachmat Hidayat Mustamin dari Indonesia, diproduksi tahun 2018.
Jury Statement
Peransi Award
Human imagination drives us to find unusual ways of fulfilling curiosity. Cinema is the fruit of imagination, which has technologically has changed civilization and the way we see the world. This film reverses the technological imagination that is culturally inherent in our cinema and audiovisual history. With a brave speculation, the authority to record was shifted to a creature, not the human, allowing this film to record the unusual images of a city that was constantly changing. It is against the inventions of today’s recording technology that can easily float in our sky.
ARKIPEL bromocorah proudly awarded the Peransi Award to Sapu Angin or Windswept by Cahyo Prayogo from Indonesia.
Jury Award
There were two films that stood out this year for the Jury for their strong poetic form. As a result, the Jury unanimously decided to split the 2019 ARKIPEL Jury Award between two films.
Though a poetic and excellent film, not only aesthetically, but also excellent content, the tradition of brutalist architecture which is common in the socialist countries is presented through formalism explored in more contemporary ways without getting trapped by the logic of the medium. The great narrative of changes in world civilization since the 1970s were recorded in its architectural splendor, elegant interior, and the use of modern technology animating the building, becomes the signs of a grand idea of a heroic and sparkling future. However, behind the complexity of the building ecosystem, a group of organic system continues to work and instead becomes the backbone for the survival of this building. The director intelligently grasped the smallest and core aspects of the historic building’s life ecosystem, and turned the large narrative position of the historic building into a small issue compared to the labor of its workers who faithfully cared for and livened up the building.
The second film assembles an elegant combination of found footage and “bromocorah”- style and concept. This film is a dazzling visual speculation that is aesthetically unique, poetically reflective and structurally profound. The fluidity of the montage is staggering: the grainy celluloid imagery from both found footage and new material and the soundtrack are sophisticated, dreamy and affective.
The jury of ARKIPEL bromocorah awarded jointly the Jury Award of ARKIPEL bromocorah to two works, Centar by director Ivan Marković from Serbia, produced in 2018, and to The Love of Statues by Peter Samson from England, produced in 2019.
ARKIPEL Award
This film may not be looking for the universality of post-war situations that often explore wound, trauma, and so forth. Through its loyalty to the daily lives of its characters, this film looks more like a kind of spatiality that erodes the universality of war, where a story in a house without a door always opens up the possibilities of presence and events, rather than pretensions to representational matters.
The jury of the ARKIPEL bromocorah awarded the ARKIPEL Award to The Future Cries Beneath Our Soil atau Mùa Cát Vọng , director Pham Thu Hang from Vietnam, produced in 2018.
Forum Lenteng Award
As our vision, Forum Lenteng Award was given to films that received the clamorous applause from all members of Forum Lenteng. This film has become our favorite this year, because it carries the same spirit as how we have always worked for these past 17 years: being collaborative, having high self-initiative, and certainly with a spirit that is always a necessity for young people to “act” while recording local issues that the filmmaker knows. Contemporary, but still in a package that can be absorbed universally, namely: poetry.
Forum Lenteng Award goes to Blues Sides on the Blue Sky by Rachmat Hidayat Mustamin from Indonesia, produced in 2018.