Pada penyelenggaraan ketiga, ARKIPEL mengangkat tema GRAND ILLUSION yang berangkat dari judul filem produksi tahun 1937 karya salah satu master sinema dunia, Jean Renoir. Ide filem ini berangkat dari buku The Great Illusion, A Study of the Relation of Military Power to National Advantage karya Norman Angell tahun 1910 yang bercerita tentang kritik kemanusian masa Perang Dunia I. Gagasan Renoir dan Angell adalah melihat bagaimana persoalan kemanusiaan dalam peradaban kita telah tercerai berai oleh konflik dan pilihan-pilihan politik.
GRAND ILLUSION menjadi tema yang sangat relevan dan penting untuk dihadirkan pada perhelatan ARKIPEL tahun 2015 mendatang. Pada satu sisi, perubahan demokrasi Indonesia yang mulai menuju arah perbaikan dalam situasi politik internasional yang begitu dinamis, namun di sisi yang lain persoalan kemanusiaan masih tetap menghantui bangsa ini. Begitu juga terjadi pada bangsa-bangsa lain, dimana persoalan kemanusiaan merupakan luka yang perlu disembuhkan. Sejarah kemanusiaan masih banyak yang sangat gelap karena dikaburkan untuk melanggengkan atau melindungi kelompok tertentu.
Lalu bagaimana peran sinema dalam melihat produksi ilusi sosial-politik tersebut sejak sinema hadir di peradaban kita? Sejak kelahirannya, ilusi adalah kata kunci dalam filem. Rekaman seluloid telah mempesona peradaban manusia dan memberikan pengalaman visual gambar bergerak yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Ilusi yang diproduksi sinema pada akhirnya berkembang bukan hanya di wilayah ‘form’ (estetika), namun juga telah memproduksi ilusi-ilusi yang berkaitan dengan persoalan-persoalan sosial-politik dan kebudayaan. Hal inilah yang akan dibaca pada ARKIPEL Jakarta International Documentary & Experimental Film Festival 2015.
Indonesia adalah salah satu bangsa dengan sejarah sosial-politiknya yang penuh dengan ilusi, yaitu; ilusi-ilusi yang diproduksi oleh Negara. GRAND ILLUSION menjadi strategi bagi ARKIPEL membaca bagaimana ilusi-ilusi itu diproduksi, didistribusikan, dan direproduksi, hingga berdampak bagi perjalanan sebuah bangsa di belahan dunia yang lain.
Perhelatan festival filem ARKIPEL kali ketiga ini bukan hanya sebagai wadah pembuat filem tetapi juga bagi kurator filem untuk menuangkan pemikiran tema GRAND ILLUSION. Pendaftaran karya film dan proposal kurasi program akan dibuka selama tiga bulan untuk membuka peluang interpretasi terhadap tema yang terbuka luas, dari yang lingkupnya domestik sampai yang publik, dan karena sinema mempunyai kemampuan menjelajahi batas kenyataan dan ilusi.
In its third occasion, ARKIPEL will present the theme GRAND ILLUSION which departs from a film produced in 1937 by one of the world cinema masters, Jean Renoir. The idea of this film was coming from the book The Great Illusion, A Study of the Relation of Military Power to National Advantage by Norman Angell in 1910. The book was about humane criticism during World War I. Renoir and Angell’s idea was to look at how the problem of humanity in our civilization had been banished by conflict and political choices.
GRAND ILLUSION is a very relevant and important theme to be presented in the upcoming ARKIPEL 2015. On one side, it refers to the quite good development of democracy in Indonesia these recent years and also to the dynamic situation of international socio-political sphere. However, on the other side behind it all there are still lots of humanity issues in the history of this nation that have not been solved yet. The history of humanity is blanketed by several socio-political interests and the power of capital. The history of humanity is still clouded to maintain the power of certain groups.
Then how the role of cinema to look at this production of socio-political illusion since its birth in our civilization? Illusion was already a key word of cinema since the get-go. The celluloid recording had mesmerized the human civilization and gave the moving image experience that was unimaginable beforehand. The illusion produced by cinema at the end was developed not only in the aesthetic (form) field, but also utilized to produce illusions related to socio-political, cultural, and economic issues. This is what ARKIPEL going to read and present at the ARKIPEL Jakarta International Documentary & Experimental Film Festival 2015.
Indonesia as one of the nations which socio-political history is full of illusion; illusion that was produced by the Country. GRAND ILLUSION is becoming a strategy for ARKIPEL to read how the illusion was produced, distributed, and reproduced to its effect on the journey of nations in other parts of the world.
The 3rd ARKIPEL film festival is not only an event for filmmaker, but also for film curator to pouring thought, idea, and creativity regarding this year’s theme, GRAND ILLUSION. Both submissions will be opened for three months to provide opportunities of broad interpretation of the film festival theme—the scope ranges from domestic to mass matters, and because cinema has an ability to explore the border between reality and illusion.