Zolpidem 10Mg Online Uk Ambien Sales Online Order Ambien Cr Uk Ambien Online Ambien Online With Prescription Generic Ambien Online Cheap
 In ARKIPEL 2018 - homoludens, International Competition

Ludic and Experimentation
Ludic dan Eksperimentasi

Host: Afrian Purnama

Sunday, August 12, 2018 | 01:00 pm | GoetheHaus
Thursday, August 16, 2018 | 01:00 pm | Kineforum

Játékok adalah kumpulan gubahan komposisi musik untuk piano yang diciptakan oleh György Kurtág, seorang komposer dan pianis asal Hungaria. Volume I dibuat tahun 1973 dan yang terakhir Volume IX di tahun 2017. Dalam bahasa Hungaria, Játékok berarti permainan, diciptakan untuk tujuan pedagogikal dan berupaya untuk “menangkap esensi spontanitas yang dimiliki anak-anak”.(1)

Játékok adalah contoh yang baik bila kita membicarakan konsep ludic, yang terkandung dalam tema ARKIPEL tahun ini, “Homoludens”(2). Beberapa gubahan Játékok dimainkan oleh dua orang dalam satu piano di mana pianis satu merespon suara yang dimainkan [oleh] pianis lainnya dengan spontan tanpa terikat oleh aturan konstruksi musik yang sudah terstandarisasi. Dengan definisi ini, kita bisa menganggap Játékok sebagai bentuk eksperimentasi, bentuk baru dalam memainkan instrumen musik, khususnya piano, dengan cara bermain-main dengan medium tersebut.

Konsep bermain (dan eksperimentasi) di sini tentu bersamaan dengan pemahaman terhadap konstruksi yang sudah mapan sebelumnya. Eksperimentasi yang dilakukan oleh György Kurtág dimaksudkan untuk memantik keceriaan terhadap instrumen piano—bermain piano demi keasikan bermain itu sendiri—bukan menciptakan suatu olahan ritmis yang terstruktur. Piano sebagai sebuah instrumen bunyi, sehingga di balik konsep bermain, Játékok memiliki suatu unsur yang radikal dan progresif.

Memahami Játékok menjadi landasan awal untuk melihat kedua filem dalam bingkaian kuratorial ini. Dua filem di sini, memiliki semangat yang sama dalam mengolah pokok ide, walaupun keduanya mungkin tidak terlihat serupa di permukaan. Baik A Room with a Coconut View maupun Tremor mengolah ide eksperimentasi untuk menangkap sesuatu yang radikal, baik dalam bentuk estetik maupun tematik. Eksperimentasi menjadi eksplorasi terhadap medium untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan lain dari bahasa sinematik yang sudah baku, walaupun pada akhirnya terdapat percabangan tentang bagaimana eksperimentasi itu dilakukan.

Játékok is a series of musical composition arrangement for piano composed by György Kurtág, a Hungarian composer and pianist. Volume I was composed in 1973 and the last series Volume IX in 2017. In Hungarian, Játékok means game, created for a pedagogical purpose and aims to “capture the essence of kids’ spontaneity” (1).

Játékok is an excellent example as we talk about the concept of ludic, embodied in Arkipel’s theme this year, “Homoludens” (2). Few of Játékok arrangement are performed by two persons with a piano as one of them correspond the sound performed by the other pianist spontaneously without being restricted by standardizes music construction. Following this definition, we could consider Játékok as experimentation, a new form of performing a musical instrument, especially piano, by being playful with the medium.

The concept of being playful (and experimentation) here indeed goes along the understanding towards the formerly established construction. The experimentation performed by György Kurtág was aimed to trigger the joy towards piano instrument— playing the piano for the passion of playing itself— rather than creating a structurized rhythmic production. Piano as a sound instruments, so that beyond the playful concept of Játékok, owns something radical and progressive.

To understand Játékok becomes a preliminary conception to see the two films in this curatorial framework. Both of them have a similar spirit in elaborating their main ideas, although both perhaps look dissimilar at the surface. Both A Room with a Coconut View and Tremor develops their experimentation ideas to capture something radical, either in aesthetic or thematic. The experimentation becomes an exploration toward the medium to figure out other possibilities from the usual cinematic language, although in the end there is a bifurcation on how the experimentation is exercised.

(1). Sallis, F. Centre and Periphery, Roots and Exile: Interpreting the Music of István Anhalt, György Kurtág and Sándor Veress. Waterloo, Ontario: Wilfrid Laurier University Press, 2011.

(2) Istilah ‘Homo Ludens’ merujuk pada buku karya Johan Huizinga, seorang ahli sejarah asal Belanda, yang ditulis pda tahun 1938 dengan judul yang sama. Dalam buku tersebut, Huizinga mewacanakan bahwa elemen bermain dalam kebudayaan dan masyarakat sebagai sebuah elemen yang penting dan dibutuhkan keberadaannya.

(1) Sallis, F.  Centre and Periphery, Roots and Exile: Interpreting the Music of István Anhalt, György Kurtág and Sándor Veress. Waterloo, Ontario: Wilfrid Laurier University Press, 2011.

(2) The term Homo Ludens refers to the book of Johan Huizinga, a Dutch historian, who wrote at the same title in 1938. Huizinga proposes that the playful element in culture and society as a significant and necessary element.

Film List

TREMOR – Es ist immer Krieg

Filmmaker Annik Leroy (Belgium)
International Title  TREMOR – Es ist immer Krieg
Country of Production  Belgium
Language  German, Italian, Dutch, Icelandic, French
Subtitle  English

92 min, b&w, stereo & 5.1, 16 mm to HD video, 4:3, 2017

Empat suara: Pier Paolo Pasolini, Ingeborg Bachmann, Fernando Nanneti, dan Barbara Suckfüll, serta suara piano yang hadir di antaranya. Mereka membicarakan perang, kekerasan, dan cara bertahan dari mimpi buruk tersebut. Visual filem menunjukan kontras dunia antara peradaban manusia dan lanskap bebatuan; antara kehidupan dan kematian.

Four voices: Pier Paolo Pasolini, Ingeborg Bachmann, Fernando Nanneti and Barbara Suckfüll, as well as the sound of piano in-between. They talk about war, violence and how to survive from those nightmares. The visual of the film shows a contrast world between human civilization and the landscape of rocks; between life and death.

promo@cbadoc.be

Annik Leroy (1953) lahir di Brussels. Dia merupakan seorang pembuat filem Belgia yang saat ini tinggal dan bekerja di Brussels. Dia juga membuat karya seni kontemporer (filem dan instalasi video, fotografi) dan mengajar di ERG dan Hogeschool Sint – Lukas (Brussels).

Annik Leroy (1953) was born in Brussels. She is a Belgian filmmaker who currently living and working in Brussels. She also pursues a contemporary work of art (film and video installations, photography) and teaches at ERG and Hogeschool Sint – Lukas (Brussels).

A Room with a Coconut View

Filmmaker Tulapop Saenjaroen (Thailand)
International Title  A Room with a Coconut View
Country of Production  Thailand
Language  Thai, English
Subtitle  English

29 min, color, stereo, HD, HD, 16:9, 2018

Percakapan yang dilakukan oleh humas hotel bernama Tanya dan seorang turis berbahasa Inggris yang dimediasikan secara digital oleh suara perempuan dan laki-laki. Filem ini mengkritik kecenderungan teknologi digital dengan merefleksikan kembali bentuk visual yang banal dan artifisial. Bentuk visual yang bisa diproduksi siapapun di internet.

The conversation of a hotel’s PR named Tanya and an English-speaking tourist was digitally mediated by the voices of woman and man. This film criticizes the tendency of digital technology by re-reflecting the banal and artificial visual form. A visual form that anyone can produce on the internet.

tulapop@gmail.com

Tulapop Saenjaroen adalah seorang seniman dan pembuat filem yang tinggal di Thailand. Tulapop memperoleh gelar MA dalam program Aesthetics and Politics di CalArts. Dia juga bekerja sebagai produser untuk karya Anocha Suwichakornpong berjudul By the Time It Gets Dark. Ia telah berpartisipasi dalam berbagai pameran dan festival filem.

Tulapop Saenjaroen is an artist/filmmaker based in Thailand. Tulapop holds an MA in Aesthetics and Politics program at the CalArts. He also worked as an associate producer for Anocha Suwichakornpong’s “By the Time It Gets Dark”. She has participated in various exhibitions and film festivals.

About the Host

Afrian Purnama (Jakarta, 1989) adalah kritikus, kurator, dan pembuat filem, anggota Forum Lenteng, dan penulis utama di Jurnal Footage (www.jurnalfootage.net). Lulus dari Jurusan Ilmu Komputer, Universitas Bina Nusantara, tahun 2013. Ia juga menjadi asisten kurator untuk Program Kultursinema di ARKIPEL 2018.

Afrian Purnama adalah salah satu anggota tim selektor ARKIPEL homoludens.

Afrian Purnama (Jakarta, 1989) is a filmmaker, critic, and curator, a member of Forum Lenteng and one of the main authors at Jurnal Footage (www.jurnalfootage.net). He graduated Computer Science at the Universitas Bina Nusantara in 2013. He is also the assistant curator for Kultursinema Program at ARKIPEL 2018.

Afrian Purnama is one of the selector members of the ARKIPEL homoludens.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Contact Us

We're not around right now. But you can send us an email and we'll get back to you, asap.

Not readable? Change text. captcha txt

Start typing and press Enter to search

X