Buy Zolpidem Tartrate Online Buy Zolpidem 12.5 Mg Buy Discount Ambien Ambien Online Overnight Shipping
 In ARKIPEL 2019 - bromocorah, International Competition

Cinema Observes Cinema
Sinema Melihat Sinema

Host: Robby Ocktavian

Saturday, August 24, 2019 | 13:00 | GoetheHaus

Detail, pada umumnya, bukanlah sebuah kepastian yang utuh dari sebuah ingatan. Kehadirannya acap kali berupa fragmen-fragmen, yang bisa bercampur-baur dengan fragmen dari suatu ingatan lain yang berbeda masa dan ruang. Ingatan, pada akhirnya, rentan menguap seiring kualitas signifikasi (penandaan) dari peristiwa dan waktu yang dilalui oleh subjek pengingatnya. Akan tetapi, teknologi kamera mendatangkan keuntungan bagi manusia dalam upaya-upaya menggenggam ingatan. Lewat kerja kamera, kita—manusia—bisa menonton kembali ingatan, dengan lebih rinci. Kamera, dengan demikian, memungkinkan detail menjadi hal yang patut dibingkai dan diolah, lagi dan lagi. Rekaman kamera juga memungkinkan orang-orang meninjau ingatan yang bukan miliknya. Dalam budaya menonton, citra-citra yang kita lihat barangkali hanyalah memang penggalan-penggalan ingatan, tetapi mereka dapat hadir secara utuh sebagai diri mereka sendiri dan membuka peluang untuk memantik kembali fragmen-fragmen ingatan lain yang terkait, menawarkan suatu signifikasi baru yang memadukan konteks personal dan massal sekaligus. Bahkan, citra bergerak dari kamera mempunyai caranya sendiri yang unik untuk mengingat diri dan sejarahnya, atau paling tidak mengajak kita untuk mengingatnya lewat fragmen-fragmen yang telah dikonstruk sebagai suatu jalinan tanda, yang melaluinya kita bisa mendapatkan pengalaman baru yang utuh: pengalaman sinematik.

Sebagaimana dapat dirasa tatkala kita menonton Distant Tropic: tokoh “aku” seolah merupakan kamera yang tengah bertutur. Dituntun berdasarkan penggalan kisah dari log milik “si aku”, kita diajak untuk mengalami narasi yang lindap, yang tumpang tindih antara kenangan masa kecil dan peristiwa aktual di garis pantai. Namun, dari penandaan visualnya, yaitu kehadiran bingkai periskop yang mendominasi narasi filem, kita bisa merasakan suatu intensi perluasan voyeurisme ke ranah pandangan mekanis; tentang daya intip melalui lensa yang memicu pertanyaan mengenai singgungan antara penglihatan insaniah dan penglihatan mesin. Adakah mungkin singgungan itu ialah simpul yang mencoba mempertemukan kita pada sinema yang sedang mengingat, atau justru melihat, sifatnya?

The Plato adalah filem yang mengapresiasi sebuah periode dalam sejarah sinema Iran — bukan hanya dari aspek eksperimentasi bahasa sinema, tetapi juga politik estetika dari bahasa sinema itu sendiri — melalui pengingatan terhadap adegan-adegan ikonik dalam kisah Sang Sapi-nya Darius Mehrjui. Ingatan itu dihadirkan, salah satunya, lewat eksplorasi bidikan yang melampaui batasan-batasan logika komunikasi manusia, tanpa menghilangkan eksistensi dari montase genial khas negerinya. Filem ini, bisa dibilang, juga menarik ingatan kita—atau menawarkan acuan penting—mengenai sejarah bahasa sinema itu dengan metode pembesaran atau perluasan terhadap sejumlah kesimpulan yang telah dipaparkan Mehrjui. The Plato seakan menjadi semacam post-script dari pendekatan sinema yang menaruh perhatian pada konsep-konsep kegilaan dan hasrat manusia. Sebagaimana filem pertama, ia pun menjadikan fragmen-fragmen ingatan personal yang berkait-jalin dengan perilaku masyarakat sebagai suatu memorabilia universal, sebagai puisi, yaitu sinema itu sendiri.

Details, generally, are not a complete certitude of a memory. Often, it exists as fragments that can mix up with other fragments from a memory of another time and space. Memory, eventually, are prone to evaporate along with the quality of signification from the events and the time passed by its rememberers. However, the camera technology brings in advantages for human beings in their attempts to grip on the memory. Through the camera mechanism, we – human – could re-watch the memory in more details. In that way, the camera enables us to frame and process the details repeatedly. The recording from the camera also allows us to observe someone else’s memory. In the cinema culture, the images we see probably are just fragments of memory, but they can exist as an integral unit and opens the chances to re-ignite other related fragments of memory, offering a new signification that integrates personal and mass context at once. The moving images resulted from camera possess its unique mechanism to remember its self and history, or at least to invite us to remember it through the fragments constructed as a network of signs, from which we can gain a whole new experience: the cinematic experience.

As we can experience when we watch Distant Tropic: the figure of “I” seems like a camera acting as a storyteller. Guided by the fragment of memory from the log of “I,” the film invites us to experience vague narratives, intertwining between childhood memory and actual events that occur in the coastline. But, from its visual signification, which is the presence of a periscope frame dominating the film narrative, we could sense the intention to expand voyeurism into the mechanical gaze; the voyeuring ability through the lens that triggers the question about the crossing between humane gaze and mechanical gaze.  Can the crossing possibly be a knot that brings us to a cinema that is trying to remember, or even observe its nature?

The Plato is a film that appreciates a period in the history of Iranian cinema – not only from its experimentation of cinema language but also from the politic of aesthetic from its cinema language – by remembering the iconic scenes from The Cow (Gāv – 1969) by Darius Mehrjui. Such memory was expressed, one of it, through the exploration of camera shots that goes beyond the limitations of human communications, without eliminating the presence of Iran’s unique genial montage. It is possible to say that this film also draws our memory – or offers essential reference – about the history of cinema language by magnifying or expanding some conclusions exposed by Mehrjui. The Plato acts like a post-script from an approach of cinema that focuses on the concept of human madness and desire. Like the first film, it situates the fragments of personal memory that intertwines with society’s behavior as universal memorabilia, as a poem, that is cinema itself.

Film List

The Plato

Filmmaker Mohammad Ghanbari (Iran)
International Title  The Plato
Country of Production Iran
Language  Persian
Subtitle  English

69 min 15 sec, stereo, digital, color, 2019

Hubungan benci dan cinta antara si konservatif Plato dengan Khardezeh, seekor keledai betina uzur miliknya yang sudah tidak mampu bekerja. Mereka berdua menghadapi modernitas yang telah berada di depan pintu rumah mereka. Modernitas yang hadir tersebut dianggap mengganggu tradisi-tradisi yang telah dijalani dan dijaga oleh Plato sepanjang ia hidup.

The love and hate relationship between the conservative Plato and Khardezeh – an old female donkey who has been unable to work. They must face modernity that has arrived at their doorstep. That modernity is considered as disturbances for the traditions that have been lived and maintained by Plato throughout his life.

Mohammad Ghanbari adalah penulis naskah dan sutradara berbagai filem pendek, seperti Nadir, Jabeja, Breath of Water, Tigers, Sparks, Help.

Mohammad Ghanbari is the author and director of a number of short films, such as: Nadir, Jabeja, Breath of Water, Tigers, Sparks, Help.

Trópicos Distantes

Filmmaker Marcelo Costa (Brazil)
International Title  Distant Tropics
Country of Production  Brazil
Language  Portuguese
Subtitle  English

35 min 15 sec, stereo, digital, color, 2018

Penyintas perang yang terisolir dalam kapal selam melihat dunia luar melalui mata mekanik. Dengan perangkat tersebut, ia mengamati dari jarak kejauhan bagaimana kehidupan dan perilaku penduduk pribumi yang tinggal di pinggir pantai, yang mengingatkannya pada masa lalunya. Dalam amatan itu, ditunjukkan pula bagaimana para pribumi tersebut menyambut dan menerima kedatangan yang asing, juga menyelesaikan masalah yang ditimbulkannya.

War survivors who are isolated in submarines see the outside world through a mechanical eye. With this device, he observed from a distance how the lives and behavior of the natives living on the coast, which reminded him of his past. In that observation, it was also shown how the natives welcomed and accepted foreign arrivals, as well as resolving the problems they caused.

Marcelo Costa adalah penulis skenario dan sutradara filem. Dia juga seorang profesor perguruan tinggi di bidang perfileman dan seni visual, dengan fokus pada skenario, penyuntingan filem dan pembuatan filem. Sebagai kritikus filem, ia pernah meliput Venice Film Festival pada tahun 2008 dan 2009. Distant Tropics adalah film pertamanya.

Marcelo Costa is a screenwriter and film director. He is also a college professor in cinema and visual arts, with a focus on screenplay, film editing and filmmaking. As a film critic he covered the Venice Film Festival in 2008 and 2009. Distant Tropics is his first movie.

About the Host

Robby Ocktavian (Samarinda, 20 Oktober 1990) gemar menayangkan filem di celah-celah kota Samarinda bersama kawan-kawan Sindikat Sinema. Kadang juga main band untuk sekedar berhura-hura. Menyelesaikan studi Hubungan Internasional di Universitas Mulawarman Samarinda yang kemudian belajar memahami dan memproduksi visual di Forum Lenteng dalam program Milisifilem. Saat ini bekerja dan sebagai anggota aktif di Forum Lenteng.

Robby adalah salah satu anggota tim selektor ARKIPEL bromocorah

Robby Ocktavian (b. October 20, 1990, in Samarinda) routinely exhibits films in the Samarinda city’s suburbs with his Sindikat Sinema collective. Sometimes he also involves in some bands just for fun. Completing international relations studies at Mulawarman University at Samarinda, which later learned to understand and produce visuals at the Forum Lenteng in Milisifilem Collective program. Currently working as an active member of Forum Lenteng.

Robby is one of the selector members at ARKIPEL bromocorah.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Contact Us

We're not around right now. But you can send us an email and we'll get back to you, asap.

Not readable? Change text. captcha txt

Start typing and press Enter to search

X