august, 2018
Details
Speakers: Azar Mahmoudian (curator, Iran) Afrizal Malna (artist & poet, Indonesia) Moderator: Prashasti W. Putri (performance artist, Forum Lenteng, Indonesia) The experience of watching film in darkroom creates somehow a situation that deliberately
Details
Speakers:
Azar Mahmoudian (curator, Iran)
Afrizal Malna (artist & poet, Indonesia)
Moderator:
Prashasti W. Putri (performance artist, Forum Lenteng, Indonesia)
The experience of watching film in darkroom creates somehow a situation that deliberately negates our body’s movement and environmental perception; it displaces the body from its real space and time into the narrative space of the cinematic world on the screen. Meanwhile, the current development of cinema culture indicates certain tendencies that film is no longer focused on the ability in constructing stories supported by technical expertise and tools, but also the potency to address revolution of the embodied playing patterns of its subjects—the creator and the spectators. When cinema is no longer a matter of the darkroom, the new kind of interaction between the body and the screen rises in our conversation about cinema. In some contexts, such interactivity configures an equivalent relationship between the creator and the spectator, more often than not it becomes the most important part of cinematic experience.
Such watching situation that is shifting concomitant with how nowadays technologies come in its new form also alters the fundamental behaviour of our body. Reality is built by the machine through language, gesture, and all kind of symbolic social signs; the body accesses reality in a machinery-mediated way. Desire or action no longer aims to represent something but becomes the objective on its own: the action of the body in its interaction with technology. Therefore, the body’s response towards technology’s ongoing evolution is an important and relevant question in this context. How do we discuss the changing form of interaction between the body and the technology among the phenomenon of relationship between public and screen culture? To what extent can these changes probe into the social-political life of human-being?v
Pengalaman menonton di ruang gelap mendorong situasi yang dengan sengaja meniadakan mobilitas tubuh dan persepsi lingkungan; ia memindahkan tubuh menjauh dari waktu dan ruang lokalnya saat itu ke dalam ruang naratif dunia sinema di layar. Sementara itu, perkembangan mutakhir menunjukkan bahwa budaya sinema hari ini membuat filem memiliki kecenderungan untuk tidak lagi sekadar mementingkan keahlian mengkonstruksi cerita yang didukung oleh teknis dan kemampuan akan teknis itu sendiri, tetapi juga kecenderungan untuk mengkonstruksi perubahan pola bermain yang menubuh dengan subjek-subjek pelakunya, yaitu pencipta dan penonton. Saat sinema kini sudah tidak lagi soal ruang gelap, perihal tentang interaksi antara tubuh dan layar tontonan mengemuka dalam perbincangan kita mengenai sinema. Di konteks tertentu, interaktivitas yang ada dari pengalaman menonton ini menciptakan suatu keadaan yang setara antara pencipta dan penonton, yang mana kesetaraan itu kerap menjadi bagian dari pengalaman sinematiknya.
Situasi menonton yang telah berubah seiring bagaimana teknologi hari ini hadir dalam bentuknya yang baru itu juga mengubah tingkah laku tubuh secara mendasar. Realitas dibangun oleh mesin dengan bahasa, gestur, dan semua jenis tanda sosial yang bersifat simbolik; tubuh mengakses realitas dengan dimediasi oleh mesin. Hasrat ataupun tindakan bukan lagi bertujuan untuk merepresentasikan sesuatu, melainkan menjadi tujuan itu sendiri: tindakan aktif tubuh dalam interaksinya dengan teknologi. Tanggapan tubuh terhadap perubahan teknologi yang masih akan terus berlangsung tersebut, dengan demikian, menjadi pertanyaan penting dan relevan dalam konteks ini. Pemetaan macam apa yang dapat kita tarik dalam rangka menelaah perubahan interaksi antara tubuh dan teknologi, di tengah-tengah fenomena hubungan antara publik dan kultur layar? Sampai di batas mana perubahan ini dapat menelisik masuk ke kehidupan berlapis sosial-politik manusia?
Time
(Wednesday) 09:10 - 10:30 UTC+7
Location
GoetheHaus
Sam Ratulangi 9-15, Jakarta - 10350
Organizer
ARKIPEL homoludens – 6th International Documentary and Experimental Film Festivalinfo@arkipel.org