august, 2017
Details
Curated by Otty Widasari Total Duration 118 minutes Venue Goethehaus – Jakarta / 21 August 2017, 19.00 Kineforum – Jakarta / 25 Agustus 2017, 16.30 Film list
Details
Curated by
Otty Widasari
Total Duration
118 minutes
Venue
Goethehaus – Jakarta / 21 August 2017, 19.00
Kineforum – Jakarta / 25 Agustus 2017, 16.30
Film list
Sebuah simulasi digital yang menghadirkan representasi peristiwa non naratif dari realitas , disatukan dengan teknik pengaburan digital untuk menjadi narasi digital.
A digital simulation that delivers a non-narrative representation of reality, unified by a digital technique of blurring to become a digital narrative.
Citraan-citraan digerakkan dengan cepat agar identitasnya yang termarjinalkan dalam tatanan sosial tidak mudah dikenali dengan jelas. Posisi politik identitas tersebut diperkenalkan melalui upacara pemurnian secara digital.
The series of images are animated rapidly, so their marginalized identity within social order is not easy to be clearly identified. Such politics of identity has a position that was introduced through a digital purification ceremony.
Cerita yang tidak monumental tentang sebaran penggambaran sebuah lokasi yang dipecah menjadi frame-frame tanpa narasi tertentu. Subjek-subjek hadir di lokasi secara organik tanpa adanya identitas yang tunggal, hanya sekedar menjelaskan situasi sekarang dan di sini.
A non-monumental story about scattered depiction of a location fragmented into frames with no particular narrative. Subjects present at the site organically in the absence of a single identity, simply explaining the right here and right now situation.
Tiga interior yang diisi oleh para laki-laki, menggambarkan situasi sosial masyarakat di Georgia saat ini, di mana perubahan politik menyebabkan keterperangkapan dalam situasi kejayaan masa lalu dan kehancurannya, serta cita-cita politik masa depan untuk bergabung dengan Barat yang modern. Tiga interior tersebut juga diisi dengan isu migrasi penduduk, konflik politik, keberagaman etnis serta refleksi warga negara tentang kehidupan, melalui percakapan dan aktivitas sehari-hari.
Tiga interior yang diisi oleh para laki-laki, menggambarkan situasi sosial masyarakat di Georgia saat ini, di mana perubahan politik menyebabkan keterperangkapan dalam situasi kejayaan masa lalu dan kehancurannya, serta cita-cita politik masa depan untuk bergabung dengan Barat yang modern. Tiga interior tersebut juga diisi dengan isu migrasi penduduk, konflik politik, keberagaman etnis serta refleksi warga negara tentang kehidupan, melalui percakapan dan aktivitas sehari-hari.
Media terus hidup, tapi tidak demikian dengan kehidupan budaya-ekonomi dan identitas kecinaan di Taiwan. Dia harus diubah menjadi arsitektur modern a la Barat berikut wacana peradaban-tingginya. Keaslian identitas leluhur tanah asal, budaya ekonomi, serta peradaban modern berkelindan dalam lipatan kerja media.
The media continues to live, but not so much about the cultural-economic life and Chinese identity in Taiwan. It must be transformed into a Western-Modern architecture along with its high-civilization discourse. The authenticity of the ancestral identity from the land of origin, economic culture, and modern civilization intertwined within the layer of realm of media.
Kemabukan memainkan naratif dengan pembongkar-ulangan bentuk yang mengarah pada sistim ideology politik tertentu. Film animasi dengan menggunakan drawing di atas sobekan kardus dan amplop-amplop pengiriman ber-cap pos ini, mengajak mata untuk berpiknik gembira melihat sebuah isu sebagai kemungkinan penceritaan.
Drunkenness to play the deformation of narrative that leads to a certain political ideology. Animation film with drawings on torn pieces of cardboards and postmarked wrappers, inviting eyes for a fun picnic to see an issue as a possible storytelling.
Narasi yang enggan; visual yang lamban; kontradiksi frame yang tanpa berjawab; nada yang out of tune disandingkan dengan harmoni yang melodius. Ide mengingkari struktur mayoritas umum dalam dialog yang dengan sengaja menuju sebuah konstruksi tertentu, namun juga dengan sengaja mengurungkan niatnya untuk menuju konstruksi tersebut. Semua itu menjadi sebuah aksi yang menjelaskan motif perlawanan terhadap struktur mapan konstruksi film, alias demontase.
Reluctant narratives; sluggish visuals; unanswered contradiction frame; the out-of-tune tone juxtaposed with melodious harmony. The idea of refusing a general majority structure in a deliberate dialogue to a particular construction, but also deliberately undermining its intention to there. All those things become an action that explains the motive of resistance to the established structure of the construction of the film, namely demontage.
Time
(Monday) 19:00 - 21:00 UTC+7
Location
GoetheHaus
Sam Ratulangi 9-15, Jakarta - 10350
Organizer
ARKIPEL Penal Colony - 5th International Documentary and Experimental Film Festivalinfo@arkipel.org