august, 2017
Details
Curated by Akbar Yumni Total Duration 115 minutes Venue Goethehaus – Jakarta / 23 August 2017, 16.00 Kineforum – TIM / 25 August 2017, 13.00 Film list
Details
Curated by
Akbar Yumni
Total Duration
115 minutes
Venue
Goethehaus – Jakarta / 23 August 2017, 16.00
Kineforum – TIM / 25 August 2017, 13.00
Film list
Sinema menjadi semacam kebersituasian antara masa lalu dan masa kini, utopia dan distopia, kaum nativ (Albania) dan Barat. Melalui perjumpaan-perjumpaan gestural antara pendatang dan pendiam, pemaknaan akan subjek kemanusiaan diperolehdari pengertian terhadap ruang itu sendiri. Karya ini mengelaborasi konten melalui sebentuk performans dari dua seniman yang sedang menginvansi ruang-ruang di sebuah bangunan yang tak terpakai, yang membentuk bentang lanskap distopia dua dimensional. Ruang-ruang di situ terjaga kehadirannya dalam semacam liminalitas terhadap kekiniaan antara masa lalu dan masa depan, dari antisipasi terhadap waktu dan peradaban yang terus dinegosiasi. Bahan baku dari wawancara dengan masyarakat setempat tentang distopia dan utopia, dituangkan secara performatif sebagai lantunan liris lagu rakyat Albania Selatan.
Cinema becomes a kind of situatedness between past and present, utopia and dystopia, the native (Albanian) and the ‘Western’. Through gestural encounters between the newcomers and the residents, the meaning of human subject is derived from the definition of space itself. This work elaborates the content through a performance of two artists who are invading spaces in an unused building, forming a landscape of two dimensional dystopia landscapes. The presence of spaces is preserved in a kind of liminality toward contemporaneity between past and future, from the anticipation of time and civilization that continues to be negotiated. Raw materials from interviews with local residents about dystopia and utopia were poured performatively as lyrical ‘folk’ song of South Albanian.
Sebuah karya yang hangat tentang pengalaman posisi-posisi marginal dari bahasa kedua yang memerlukan mediasi terhadap bahasa dominan yang melingkupinya. Di sini, bahasa menjadi sesuatu yang eksistensial. Meski ada jaminan akan hubungan gramatik yang fungsional, namun perihal yang semantik atau mental masih merupakan sebuah misteri dalam membaca posisi-posisi yang marjinal. Karya ini mencerminkan suatu pengalaman gestural yang menyisakan ruang keterasingan dari posisi yang marginal tersebut, meski dimediasi oleh bahasa yang dominan karena, sebenarnya, bahasa itu sendiri pun adalah sebentuk cara berada manusia di dunia. Bersama footage-footage personal tentang keluarga, filem ini dengan intim menelusuri keseharian Laura sebagai mediator bagi kedua orang tuanya dalam berinteraksi sosial.
A warm work on the experience of marginal positions from a second language that requires mediation on the dominant language surrounding it. Here, language becomes something existential. Although there is a guarantee of functional grammatical relationship, but semantic or mental issue is still a mystery in reading marginal positions. This work reflects a gestural experience that leaves the space of alienation from such marginal position, although mediated by the dominant language because, in fact, language itself is a form of human to exist in the world. With personal footages about family, the film intimately tracks Laura’s daily life as a mediator for her parents in making social interaction.
Sebuah studi kecil tentang gerak dan mobilitas tubuh di ruang sosial melalui latihan teater oleh para aktor dengan latar identitas yang majemuk. Replika atau mimikri pada eksperimentasi tersebut berulang kali menafsirkan bloking dari kontur lingkungan urban. Di balik replika eksperimental atas relasi tubuh dan ruang urban itu kerap muncul gagasan dan pandangan tentang fenomena gerak dari variasi pergeseran alur dalam ruang sosial dan ruang personal yang menawarkan semacam refleksi akan posisi biografi para aktor dan pengalaman keseharian mereka sebagai subjek-subjek di dalamnya. Karya ini adalah semacam analogi akan konsep mikro-sosiologinya Erving Goffman untuk menilik sejauh mana kesadaran di balik panggung untuk membaca adegan-adegan keseharian mereka saat terinteraksikan dengan yang lain.
A small study about the motion and mobility of body in social space through theater practice by actors with pluralistic identity background. Replication or mimicry in that experimentation repeatedly interprets the blocking of urban environment contours. Behind the experimental replica on the relation of body and urban space, the ideas and views about the phenomenon of motion from variations in the shifts of flow in social and personal space offering a kind of reflection on the biographical position of actors and their daily experiences as subjects in it often appears. This work is a kind of analogy on the micro-sociology concept of Erving Goffman to see to what extent the awareness of ‘behind the stage’ to read their daily scenes when being interacted with others.
Time
(Wednesday) 16:00 - 18:00 UTC+7
Location
GoetheHaus
Sam Ratulangi 9-15, Jakarta - 10350
Organizer
ARKIPEL Penal Colony - 5th International Documentary and Experimental Film Festivalinfo@arkipel.org