Ambien For Sale Online Buy Zolpidem In Canada Zolpidem Buying Ambien Cr Purchase Can I Buy Zolpidem Online Ambien Online Fast Shipping
 In ARKIPEL 2024 - Garden of Earthy Delights, ARKIPEL Garden of Earthly Delights, Festival Stories, Festival Updates, Film Screening Reviews, International Competition, Public Discussion

Kompetisi Internasional 1: Gaya Diagonal

The Diagonal Force (La Force Diagonale) (2023), merupakan satu-satunya filem yang diputar dalam program Kompetisi Internasional 1 yang dikurasi oleh Luthfan Nur Rochman. Filem ini merupakan karya dari dua sineas Belgia, Annik Leroy dan Julie Morel. The Diagonal Force dipilih oleh kurator untuk program ini karena eksplorasi yang dilakukannya terhadap efek-efek yang tersisa dari konflik historis dan sistem negara-bangsa menciptakan jaringan trauma yang kompleks yang termanifestasi dalam tubuh dan pengalaman inderawi individu. Walaupun berbagai upaya telah dilakukan, trauma perang dan pergolakan politik telah tertanam dalam jiwa manusia, dan sering kali mengganggu fungsi normal indera. Pengalaman inderawi individu sangat dibentuk oleh akumulasi beban konflik historis ini, menciptakan sebuah karya yang merepresentasikan trauma yang terus membentuk pengalaman manusia.

Filem ini berkisah tentang konsep efek dari dua kekuatan yang berlawanan melalui gesekan yang menciptakan kekuatan ketiga, sebuah “gaya diagonal” yang menyebar hingga tidak terbatas. Gaya diagonal, sebuah metafora untuk gejolak batin dan beban emosional yang ditanggung oleh setiap karakter, merupakan tema utama dalam filem ini. Melalui visual dan narasi yang indah, filem ini menciptakan rasa kesepian dan keterasingan, ketika para karakternya menavigasi kompleksitas kehidupan setelah trauma.

filem ini menceritakan kisah beberapa individu: seorang wanita dari Sarajevo yang selamat dari pengeboman saat bekerja sebagai pengemudi trem, seorang pria di Belgia yang menghadapi perundungan dan pelecehan fisik karena memiliki ibu orang Jerman selama Perang Dunia Kedua, dan seorang Imigran Afrika yang menggunakan suaranya yang memikat untuk menghindari pelecehan dan mencari pekerjaan sebagai penyanyi opera di Eropa. Narasi pribadi mereka tentang rasa sakit dan trauma dilengkapi dengan sinematografi yang menghantui dan seni pertunjukan yang menawan, yang semakin menambah nuansa eksplorasi filem tentang keterasingan dan pengalaman manusia.

Narasi filem ini kemudian diikat oleh tulisan-tulisan filsuf Jerman, Hannah Arendt, yang surat-surat imajinasinya kepada Franz Kafka menjadi kerangka konseptual untuk karya ini. Pilihan ini mengundang penonton untuk merenungkan alasan di balik keputusan pembuat filem untuk menggunakan tulisan-tulisan Arendt sebagai dasar dari pengalaman sinematik yang kuat dan menggugah ini. Penggabungan perspektif filosofis Arendt menambahkan lapisan kompleksitas yang menarik, menantang penonton untuk mengeksplorasi hubungan antara tema filem tentang isolasi, trauma, dan kondisi manusia, serta ide-ide yang dieksplorasi dalam karya Arendt yang berpengaruh.

International Competition 1: The Diagonal Force

The Diagonal Force (La Force Diagonale) (2203), is the only film being presented in the International Competition 1 program curated by Luthfan Nur Rochman. The film is a work by two Belgian filmmakers, Annik Leroy and Julie Morel. This film was chosen by the curator for this program as its exploration of the lingering effects of historical conflicts and the nation-state system created a complex web of trauma that manifests in the bodies and sensory experiences of individuals. Despite the efforts the traumas of war and political upheaval have become embedded in the human psyche, often disrupting the normal functioning of the senses. The sensory experience of individuals is profoundly shaped by the accumulated weight of these historical conflicts, creating a body of work that represents trauma that continues to shape human experience.

The film revolves around the concept of an effect of two opposing forces by friction creating a third, a “diagonal force” that spreads into infinity. The diagonal force, a metaphor for the inner turmoil and emotional weight each character bears, is a central theme in the film. Through exquisite visuals and narration, the film creates a sense of loneliness and isolation, as the characters navigate the complexities of life after trauma.

The film tells the stories of several individuals: a woman from Sarajevo who survived a bombing while working as a tram driver, a man in Belgium who faced bullying and physical abuse due to having a German mother during the Second World War, and an African immigrant who used his captivating voice to escape abuse and find work as an opera singer in Europe. Their personal narratives of pain and trauma are complemented by haunting cinematography and captivating performance art, further contributing to the nuance of the film’s exploration of alienation and the human experience.

The film’s narrative is then tied together by the writings of German philosopher, Hannah Arendt, whose imaginary letters to Franz Kafka serve as a conceptual framework for the film. This choice invites the audience to ponder the reasoning behind the filmmaker’s decision to use Arendt’s writings as the foundation for this powerful and thought-provoking cinematic experience. The incorporation of Arendt’s philosophical perspectives adds an intriguing layer of complexity, challenging viewers to explore the connections between the film’s themes of isolation, trauma, and the human condition, and the ideas explored in Arendt’s influential body of work.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Contact Us

We're not around right now. But you can send us an email and we'll get back to you, asap.

Not readable? Change text. captcha txt

Start typing and press Enter to search

X