Kompetisi Internasional 10: Menggali Keseimbangan antara Teknologi dan Tradisi
Kamis, 29 Agustus 2024, program pemutaran filem Kompetisi Internasional 10 di ARKIPEL Garden of Earthly Delights – 11th Jakarta International Documentary and Experimental Film Festival dilangsungkan. Bertempat di Bioskopforlen, Forum Lenteng, tiga filem yang masuk dalam pemutaran ini dikurasi oleh Wahyu Budiman Dasta. Adapun tiga filem yang diputar dalam program ini yakni The Hook You Will Not Bite (2021) karya Jose David Apel dari Argentina, Elegy for a Village (2024) karya Weipeng Huang dari China, dan Motorrodillo (2022) karya Alba Jaramillo dari Colombia. Program ini membawa tema Peripheral Alteration Technology (Teknologi Perubahan Periferal).
Tema Teknologi Perubahan Periferal mengajak penonton untuk mendalami hubungan antara tubuh manusia dan mesin, serta bagaimana interaksi ini menghasilkan konektivitas baru yang mengubah cara kita memandang ruang geografis. Mesin, yang bertindak sebagai perpanjangan tubuh manusia, tidak hanya memfasilitasi perpindahan fisik, tetapi juga menghubungkan titik-titik geografis dalam pola perjalanan yang berulang, menciptakan jalur-jalur baru.
Program ini juga menyoroti dampak mobilitas teknologi terhadap perkembangan ekonomi di wilayah-wilayah periferal yang seringkali terpinggirkan, memperlihatkan bagaimana teknologi dapat menjadi katalis perubahan signifikan di daerah-daerah tersebut.
The Hook You Will Not Bite adalah sebuah dokumenter yang menggambarkan kehidupan seorang nakhoda yang juga berperan sebagai tengkulak di komunitas nelayan. Filem ini menangkap aktivitas sehari-hari di laut, memperlihatkan bagaimana sang nakhoda berinteraksi dengan para nelayan dan menjalankan perannya dalam rantai ekonomi lokal.
Filem ini menyajikan gambaran yang jujur dan mendalam tentang dinamika ekonomi yang terjadi di antara para nelayan, menyoroti ketergantungan mereka pada tengkulak dalam menjaga kelangsungan hidup. Dengan pendekatan visual yang intim, The Hook You Will Not Bite menghadirkan potret kehidupan maritim yang penuh tantangan dan ketidakpastian, serta menyoroti peran penting yang dimainkan oleh individu-individu seperti sang nakhoda dalam menjaga keseimbangan ekonomi di komunitas pesisir.
Sebuah dokumenter reflektif yang mendalami identitas kolektif sebuah komunitas desa. Filem dokumenter itu berjudul Elegy for a Village. Filem ini menggunakan teknik unik di mana gambar bergerak diubah menjadi gambar diam, memberikan pandangan intim tentang kehidupan sehari-hari desa tersebut.
Seiring berjalannya filem, berbagai lapisan kehidupan desa yang kaya akan tradisi dan nilai-nilai ekonomi yang diwariskan dari generasi ke generasi mulai terungkap. Elegy for a Village menggambarkan bagaimana komunitas desa ini berjuang untuk mempertahankan identitas mereka di tengah arus perubahan, sambil tetap menghormati akar tradisi yang menjadi fondasi nilai-nilai sosial dan budaya mereka. Filem ini menawarkan sebuah meditasi visual yang mendalam, menyoroti usaha mereka dalam menjaga warisan leluhur sambil menavigasi tantangan zaman modern.
Filem Motorrodillo adalah sebuah dokumenter yang menggambarkan perjuangan komunitas merebut kembali kendali atas jalur dan struktur kekuasaan yang ada. Filem ini menyoroti upaya kolektif warga dalam meretas dan merevolusi sistem yang mapan dengan menggunakan mesin sebagai simbol transformasi.
Dengan merekam aktivitas mesin, Motorrodillo memperlihatkan bagaimana warga berusaha menciptakan nilai ekonomi baru yang mendukung kelangsungan hidup mereka. Melalui pembentukan kekuatan komunitas dan penerapan inovasi teknologi sederhana, mereka membangun sistem alternatif yang lebih inklusif dalam ranah ekonomi dan sosial. Film ini menampilkan perjuangan mereka untuk mengklaim kembali kendali atas kehidupan mereka dan menghadapi tantangan dalam menciptakan masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan.
Program ini menampilkan filem-filem dari tiga sutradara yang merekam perspektif periferal dalam pembangunan ekonomi. Dengan pendekatan yang berbeda, masing-masing sutradara menggambarkan bagaimana kesejahteraan ekonomi dapat dibentuk melalui pandangan yang inklusif dan berkelanjutan, yang berfokus pada potensi-potensi tersembunyi di pinggiran.
International Competition 10: Finding the Balance between Technology and Tradition
Thursday, 29 August 2024, the screening program of the International Competition 10 at ARKIPEL Garden of Earthly Delights – 11th Jakarta International Documentary and Experimental Film Festival was held. Located at Bioskopforlen, Forum Lenteng, the three films included in this screening were curated by Wahyu Budiman Dasta. The films screened in this program were The Hook You Will Not Bite (2021) by Jose David Apel from Argentina, Elegy for a Village (2024) by Weipeng Huang from China, and Motorrodillo (2022) by Alba Jaramillo from Colombia. This program brought the theme of Peripheral Alteration Technology.
The theme of Peripheral Alteration Technology invited the audiences to explore the relationship between the human body and machines, and how this interaction generates new connectivity that changes the way we perceive geographical space. Machines, acting as extensions of the human body, not only facilitate physical movement, but also connect geographical points in repetitive patterns of movement, creating new pathways.
This program also highlighted the impact of technological mobility on economic development in peripheral and often marginalized areas, showing how technology can be a catalyst for significant change in these areas.
The Hook You Will Not Bite is a documentary depicting the life of a skipper who also acts as a middleman in a fishing community. The film captures daily activities at sea, showing how the skipper interacts with fishermen and plays his role in the local economic chain.
This film presents an honest and in-depth look at the economic dynamics among fishermen, highlighting their dependence on middlemen for survival. With an intimate visual approach, The Hook You Will Not Bite presents a challenging and uncertain portrait of maritime life, and highlights the important role played by individuals such as the skipper in maintaining economic balance in coastal communities.
A reflective documentary that explores the collective identity of a village community. This documentary is entitled Elegy for a Village. The film uses a unique technique where moving images are transformed into still images, providing an intimate look into the daily life of the village.
As the film progresses, different layers of the village where traditions and economic values are passed down from generation to generation are revealed. Elegy for a Village depicts how this village community struggles to maintain their identity in the midst of change, while still honoring the traditional roots that underpin their social and cultural values. The film offers a profound visual meditation, highlighting their efforts in maintaining their ancestral heritage while navigating the challenges of modern times.
Motorrodillo is a documentary that portrays a community’s struggle to regain control over existing power lines and structures. The film highlights the collective efforts of citizens in hacking and revolutionizing the established system by using machines as symbols of transformation.
By capturing the activities of the machines, Motorrodillo shows how the community tries to create new economic value that supports their survival. Through the formation of community power and the application of simple technological innovations, they build an alternative system that is more inclusive in the economic and social realms. The film showcases their struggle to reclaim control over their lives and face the challenges of creating a more equitable and sustainable future.
This program presented films by three filmmakers that capture peripheral perspectives on economic development. With different approaches, each director illustrates how economic prosperity can be shaped through an inclusive and sustainable outlook, focusing on the hidden potentials of the periphery.
