Ambien Cr Online India Zolpidem Online Purchase Cheapest Ambien Online Zolpidem Online
 In ARKIPEL 2019 - bromocorah, Curatorial Program

Money! The Visible God!
Uang! Tuhan yang Tampak!

Curator: Afrian Purnama

Saturday, August 24, 2019 | 16:00 | GoetheHaus

Sinema Robert Bresson selalu mensugestikan adanya ruang lain yang berada di luar dari apa yang terlihat di layar. Keduanya — baik yang tampak maupun tidak tampak — saling berinteraksi membentuk kesatuan persepsi kepingan peristiwa. Konsepsi ini berbeda dengan kenyataan layar yang memiliki tendensi untuk mengarah ke luar (sentrifugal) seperti yang pernah dituliskan oleh Andre Bazin.[1] Teori Bazin berdasar pada realita alamiah layar filem bila dibandingkan dengan medium seni lain seperti panggung teater dan kanvas lukisan. Sementara dalam filem-filem Bresson, interaksi antara ruang yang terlihat dan yang tidak terlihat terhubung dengan perpetualitas gerak, suara dan waktu. Dengan demikian, kita sering sekali melihat bidikan-bidikan bersifat medium hingga close-up yang diproduksi melalui lensa 50mm.[2] Bresson merasa tidak perlu mengambil bidikan terhadap ruang secara utuh; dia mengisolasi waktu, figur dan gerak sehingga menciptakan sebuah bahasa visual eksklusif sinematik.

Kasus: L’Argent

L’Argent diangkat dari novel pendek berjudul Фальшивый купон (The Forged Coupon/Uang Palsu) karya Leo Tolstoy. Walaupun ada cukup banyak perbedaan antara versi novel dengan adaptasi yang dilakukan oleh Bresson; seperti latar belakang waktu dan pemenggalan alur cerita yang digunakan dalam filem, namun perbedaan paling mencolok adalah fokus ceritanya itu sendiri yang direfleksikan dalam judulnya. Dalam novel, judulnya sudah menjelaskan bahwa filem ini adalah kisah tentang uang palsu. Namun dalam filem karya Bresson ini, hanya satu kata yang dipakai: uang, yang menegaskan bahwa filem ini berkisah tentang keberadaan uang secara keseluruhan, terlepas dari apapun legalitasnya.

Pertama-tama kita diarahkan pada transaksi uang palsu yang dilakukan oleh sekelompok anak sekolah di sebuah toko peralatan fotografi. Saat pemilik toko sadar bahwa uang tersebut palsu, dia menggunakan uang itu untuk membayar seorang petugas pengantar gas. Petugas itu — tidak menyadari bahwa uang yang diterimanya palsu — membayar minum menggunakan uang tersebut. Pengantar gas bernama Yvon Targe (dimainkan oleh Christian Patey) itu adalah satu-satunya orang yang tidak sadar bahwa dia menggunakan uang palsu ketika melakukan transaksi, dan dia satu-satunya yang dihukum karena kelalaiannya.

Uang dalam L’Argent, dengan cara yang baik dan buruk, mengikat dan membentuk masyarakat. Bresson sepertinya berupaya memperlihatkan dampak dari daya rusak sistem yang dibangun bedasarkan kepercayaan kepada uang ini. Keyakinan adalah tema konsisten yang diangkat dalam karya Robert Bresson. Dalam beberapa filemnya, keyakinan menjadi semacam pendorong kehendak atau hasrat tokoh di filem tersebut dalam bertindak. Dorongan tersebut terlihat di beberapa filemnya seperti Journal d’un curé de campagne (1951), Procès de Jeanne d’Arc (1962) dan Un condamné à mort s’est échappé ou Le vent souffle où il veut (1956). Tokoh-tokoh dari filem Bresson tersebut berusaha mencari penebusan berdasar kepercayaan yang dimilikinya (hal ini terkait erat dengan keyakinan Bresson sendiri sebagai seorang Katolik). Namun di dua filem terakhirnya, Le diable probablement (1977) dan L’Argent (1983), tokoh utamanya seakan bertindak justru sebaliknya; ketidakpercayaan terhadap suatu sistem itulah yang mendorong mereka untuk bertindak, dan mereka mencari penebusan di dunia dari ketidakpercayaannya itu. Penebusan tersebut seringkali diakhiri dengan satu peristiwa: kematian. Dalam L’Argent, rangkaian tindak kriminal Yvon Targe tidak lagi didorong oleh nafsu akan kebendaan yaitu uang, atau kepercayaannya terhadap sistem keuangan itu sendiri. Tapi lebih jauh lagi, tindakannya bisa dilihat sebagai ekspresi kehilangan kepercayaan atas suatu struktur dan norma masyarakat. Frasa yang diucapkan kawan Yvon Targe di kamar selnya “Oh uang! Tuhan yang tampak!” seakan lebih sebagai ejekan terhadap kepercayaan masyarakat terhadap uang tersebut.

Model: sebagai moda naratif dan sinematografi.

Satu hal yang paling khas dalam kaidah pembuatan filem Robert Bresson adalah cara penyutradaraan pemainnya, atau ‘model’ dalam kaidah perumusan sinema yang diciptakan oleh Bresson, yang ia sebut sebagai sinematografi. Konsep ini, kembali lagi, adalah upayanya untuk menciptakan bahasa visual yang eksklusif yang hanya dapat diupayakan di sinema. Model-model ini bertindak, berbicara dan bergerak dengan presisi milimeter; yang artinya Bresson mengontrol secara total eksistensi mereka di filem, sehingga seakan-akan penonton tidak melihat adanya improvisasi dari model-model tersebut dalam bentuk apapun. Yang disaksikan penonton bukanlah bagaimana model itu berakting dalam kaidah teatrikal atau bagaimana mereka bereaksi secara ekspresif terhadap suatu keadaan, tapi lebih kepada rangkaian peristiwanya itu sendiri. Kenihilan ekspresi model, alih-alih mereduksi kekuatan peristiwanya, justru bertindak sebaliknya; peristiwa menjadi teramplifikasikan karena penekanannya beralih tidak lagi kepada ekspresi, namun kepada peristiwa sinematiknya. Model menjadi kendaraan bagi Bresson untuk menciptakan formula bentuk filemis, juga naratif murni tanpa ada residu dari elemen lain.

Penutup

L’Argent adalah studi kompleks terhadap estetika sinema juga masyarakat dan kultur yang membentuknya. Sama seperti definisi bromocorah itu sendiri bahwa yang terpinggirkan akan selalu bermutasi dan membentuk sistemnya sendiri, filem-filem Robert Bresson adalah contoh bentuk mutasi tersebut dalam bentuk konten dan estetika. Di akhir filem L’Argent, orang-orang melihat Yvon Targe dibawa keluar dari bar oleh polisi dan filem ditutup dengan adegan tersebut. Adegan ini memiliki gaung yang sama dengan akhir cerita pendek Bromocorah karya Mochtar Lubis; sang jagoan memutuskan untuk melanjutkan metode yang sudah diketahuinya, meneruskan apa yang sudah menjadi bagian dari diri dan kulturnya. Sementara dalam L’Argent, penonton sudah paham ke mana Yvon Targe pergi dan berakhir tanpa harus ditampilkan, yaitu kembali ke tempat sebelumnya – penjara. Keduanya menegaskan sebuah struktur yang membentuk satu putaran melingkar tanpa henti dan terus diwariskan, baik terlihat maupun tidak terlihat, dan seperti itulah kultur bromocorah.

[1] Bazin, A. (2005). What is cinema? (H. Gray, Trans.). Berkeley: University of California Press.

[2] Bresson, R., & Bresson, M. (2016). Bresson on Bresson interviews 1943-1983 (A. Moschovakis, Trans.). New York: New York Review Books.

Robert Bresson’s cinema always suggests that there is another space off the screen. Both the visible and invisible spaces interact with each other to form a perception that unites series of events in the film. This conception is different from the reality of screen which has a tendency to point itself outwards (centrifugal) – as written by Andre Bazin.[1] Bazin’s theory is based on the original nature of the reality in the cinema screen if it is compared to other art mediums such as stage (theater) and canvas (painting). While in Bresson’s films, the interaction between the visible and invisible space are connected with the perpetuality of motion, sound and time. As such, we often see in his films the shots that range from medium to close-up using a 50mm lens.[2] For Bresson, there is no need to shoot the whole space; he isolates time, figures and motion so as to create an exclusive cinematic visual language.

Case: L’Argent

L’Argent is based on a short novel titled Фальшивый купон (The Forged Coupon / Counterfeit Money) by Leo Tolstoy. Although there are quite a number of differences between the novel and the adaptation made by Bresson such as the time period and the plots, the most striking difference is the focus of the story itself which is reflected in the title. The title of the novel indicates that the film will be about counterfeit money. But there is only one word used in Bresson’s film: money. Such title indicates that the film is about the existence of money as a whole, regardless of the legal status of that money.

First, we are directed to the scene where a counterfeit money transaction is being carried out by a group of schoolchildren in a photo equipment store. When the shop owner realizes that the money is fake, he uses the money to pay his gas man. The gas man – unaware that the money he has received is fake – pays his drink using the money. The gas man named Yvon Targe (played by Christian Patey) is the only person who does not realize that he has used counterfeit money when making his transaction, and he is the only one convicted of his negligence.

Money in L’Argent, in good and bad ways, binds and shapes the society. It seems that Bresson is trying to show the destructive impact of the system built on the belief in money. Belief is a consistent theme in Robert Bresson’s works. In some of his films, it becomes the driving force or the desire of its characters. This can be seen in several films such as Journal d’un curé de campagne (1951), Procès de Jeanne d’Arc (1962) and Un condamné à mort s’est échappé ou Le vent souffle où il veut (1956). The characters in his films try to find their redemption based on their belief (this is closely related to Bresson’s own conviction as a Catholic). But in his last two films, Le diable probablement (1977) and L’Argent (1983), the main characters seem to act in the opposite way; their disbelief in a system is what drives them to act, and they seek redemption in the world because of their disbelief. Their atonements often end with one event: death. In L’Argent, Yvon Targe’s series of crimes is no longer driven by the lust for material things – namely money – or by his belief in the financial system. But rather, his actions can be seen as an expression on the loss of his belief toward the structure and norms of society. The phrase that Yvon Targe’s comrade said in his cell room “Oh money! You visible God!” seems more like a mockery of people’s trust in money.

Model: as narrative and cinematographic mode.

One of the most distinctive features in Robert Bresson’s filmmaking is the way he directs his actors, or ‘models’ in his principles of cinema formulation, named as cinematography. This concept, again, is his attempt to create visual language that exclusively belongs to cinema. These models act, speak, and move with exact precision; it means that Bresson totally controls their existences to the extent that the audience are not aware of any of their improvisation in any form. What the audience witnesses is not how the models act in theatrical principles or how they express their reactions to a particular situation; they witness the sequence of events. Instead of reducing the strength of the event, the nullity of the models’ expressions amplifies it because the emphasis is no longer on expressions, but on cinematic events. The models become a means for Bresson to create the formula for a filmic form, as well as a pure narrative without any residue of other elements.

Closing

L’Argent is a complex study of the aesthetics of cinema as well as of the society and culture that shape it. Just like the bromocorah definition in which the marginalized will always mutate and form its own system, Robert Bresson’s films are examples of these mutations in the form of content and aesthetics. At the end of this film, people see Yvon Targe being taken out of the bar by the police. This scene echoes the end of a short story titled Bromocorah by Mochtar Lubis; the hero decides to continue with the methods he has already known, continuing what is already part of himself and his culture. While in L’Argent, the audience already knows, without being shown, where Yvon Targe is going; he is returning to his previous place–the prison. Both characters emphasize a structure that forms an endless loop and continues to be passed down, both visible and invisible, and that is the culture of bromocorah.

[1] Bazin, A. (2005). What is cinema? (H. Gray, Trans.). Berkeley: University of California Press.

[2] Bresson, R., & Bresson, M. (2016). Bresson on Bresson interviews 1943-1983 (A. Moschovakis, Trans.). New York: New York Review Books.

Film List

L’Argent

Filmmaker Robert Bresson (France)
Indonesian Title  Uang
Country of Production France
Language  French
Subtitle  Indonesian

83 min, mono, color, 1.66 : 1, 35 mm in digitized version, 1983

Diadaptasi dari novelet karya Leo Tolstoy berjudul The Forged Coupon, Uang adalah kisah tentang seorang pria yang tidak sengaja terperangkap dalam arus transaksi uang palsu, yang kemudian menjerumuskannya lebih dalam lagi ke pusaran lingkaran kejahatan. Kisah pria tersebut bisa dianggap tidak hanya mewakili suatu cerita tunggal saja, tapi juga tentang masyarakat secara keseluruhan.

Loosely inspired by Leo Tolstoy’s novella the Forged Coupon, L’Argent is a story of a man who was trapped inadvertently within the current of forged money, that later brought him further into the vicious circle of evil. That man’s story can be considered not only to represent a single story but also about society in general.

Robert Bresson lahir di Prancis tanggal 25 September 1901. Ia dianggap sebagai salah satupraktisi dan pemikir terhebat dalam sejarah sinema. Karya-karyanya dianggap bertanggungjawab sebagai jawaban atas problematika sinema terhadap kenyataan, representasi, juga bentuksinema sebagai medium seni yang mapan. Melalui karya-karyanya, beliau juga dikenal memilikipandangan yang kritis dalam konteks sosio-politik saat itu.

Robert Bresson was born in France on September 25, 1901. He is considered one of the most excellent practitioners and thinkers in the history of cinema. His works are regarded as theanswer to the problems of cinema against reality, representation, as well as the form of cinema as an established medium of art. Through his works, he is also known to have a critical perspectiveon the socio-political context at that time.

About the Curator

Afrian Purnama (Jakarta, 1989) adalah kritikus dan kurator film, anggota Forum Lenteng, dan penulis utama di Jurnal Footage(www.jurnalfootage.net). Lulus dari Jurusan Ilmu Komputer, Universitas Bina Nusantara, tahun 2013.

Afrian adalah salah satu anggota tim selektor ARKIPEL bromocorah.

Afrian Purnama (Jakarta, 1989) is a film critic and curator, a member of Forum Lenteng and a main writer at Jurnal Footage(www.jurnalfootage.net). He graduated Computer Science at the Universitas Bina Nusantara in 2013.

Afrian is one of the selector members at ARKIPEL bromocorah.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Contact Us

We're not around right now. But you can send us an email and we'll get back to you, asap.

Not readable? Change text. captcha txt

Start typing and press Enter to search

X