In Festival Updates, Kultursinema Exhibition
Bahasa Indonesia

Catatan Pembukaan Kultursinema #6: Gelora Indonesia

Jakarta – Menempati ruang penghubung antara Gedung Selatan dan Gedung Utara Museum Nasional, berbagai layar, proyektor, dan pengeras suara dapat ditemukan mengisi ruangan yang sebagian besar berdinding kaca tersebut. Bagi yang sering mendatangi Museum Nasional sebelumnya, mungkin akan kaget melihat keramaian yang terjadi pada Minggu, 18 Agustus 2019, pukul 14:00 WIB ini. Keramaian ini terjadi sebab sedang berlangsung pembukaan Kultursinema #6: Gelora Indonesia yang untuk pertama kalinya hadir di Museum Nasional.

Pengunjung anak-anak dan keluarga menonton arsip-arsip terkurasi yang ditayangkan di pameran Kultursinema #6.

Tahun ini, ARKIPEL bekerjasama dengan Pusat Pengembangan Perfilman Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI (PUSBANG FILM), Perusahaan Film Negara, Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), dan Museum Nasional untuk melaksanakan pameran Kultursinema #6: Gelora Indonesia. Pameran Kultursinema #6 yang berlangsung dari 18 – 25 Agustus 2019 ini dikurasi bersama oleh Luthfan Nur Rochman, Prashasti Wilujeng Putri, Robby Ocktavian, Dini Adanurani, Afrian Purnama, dan Wahyu Budiman Dasta, dengan Mahardika Yudha sebagai koordinator kurator. Ketujuh kurator tersebut rutin menonton koleksi arsip filem berita Gelora Indonesia yang bisa ditemukan di Arsip Nasional RI sejak Januari kemarin, untuk mencoba membingkai materi-materi dalam arsip tersebut.

Yuki Aditya (Direktur Festival ARKIPEL) dan Drs. Agus Santoso, M.Hum (Direktur Layanan dan Pemanfaatan ANRI) menyampaikan sambutan pembukaan pameran Kultursinema #6: Gelora Indonesia.

Semua kurator mempunyai bingkaian masing-masing sebagai landasan kajian materi yang akan ditayangkan. Luthfan Nur Rochman melihat dari sudut teknis dan konstruksi, Prashasti Wilujeng Putri melihat dari dua jenis massa yaitu homogen dan heterogen, Wahyu Budiman Dasta berfokus pada olahraga yang dalam pandangannya mampu bersifat politis, Afrian Purnama melihat penggunaan transisi, Dini Adanurani mengaitkan temuan arsipnya dengan aktivisme perempuan dan peran mereka, sedangkan Robby Ocktavian mencoba melihat pembangunan teknologi yang menjadi isu global. Menurut Mahardika Yudha, setelah menonton sekian ratus materi filem berita Gelora Indonesia, akhirnya terdapat sekitar 60 filem dengan durasi rata-rata per filem sepanjang 10 menit yang diperoleh tim Kultursinema dan dihadirkan dalam pameran ini.

Tim kurator Kultursinema (kiri ke kanan: Luthfan Nur Rochman, Robby Ocktavian, Afrian Purnama, Mahardika Yudha, Dini Adanurani, Prashasti Wilujeng Putri, Wahyu Budiman Dasta) bersama Dr. Maman Wijaya selaku Kepala PUSBANG FILM dan Yuki Aditya selaku Direktur Festival ARKIPEL.

Pembukaan Kultursinema #6: Gelora Indonesia dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari murid-murid berseragam, jurnalis, seniman dan tamu ARKIPEL, pengunjung umum museum, hingga anggota keluarga penyelenggara yang datang untuk mendukung. Para hadirin diberikan waktu untuk mengalami ruang pamer dan menonton tayangan dalam layar-layar pameran Kultursinema #6.

Irwan Ahmett (seniman dan pembicara Forum Festival ARKIPEL bromocorah) berbincang bersama Mahardika Yudha usai pembukaan pameran Kultusinema #6.

Yuki Aditya, selaku Direktur Festival ARKIPEL, membuka rangkaian pembukaan resmi pameran Kultursinema #6 dengan memanggil sosok-sosok di balik institusi-institusi yang telah mendukung penyelenggaraan Kultursinema #6: Gelora Indonesia. Arifin selaku Kepala Bidang Apresiasi Tenaga Perfilman dan Pengarsipan PUSBANG FILM maju dan mengawali sambutannya dengan berterima kasih kepada pada hadirin hari ini, ARKIPEL dan Forum Lenteng yang sudah menampilkan materi-materi arsip. Beliau juga berterima kasih pada lembaga-lembaga yang terkait dalam proses penyelenggaraan pameran ini. Arifin menyinggung betapa pentingnya pameran ini, terutama dalam hal pengetahuan dan informasi mengenai sejarah. Mahardika Yudha selaku koordinator kuartor pun menjelaskan sedikit mengenai proses rutinitas menonton arsip-arsip filem sejak Januari awal tahun. Mahardika mengakhiri sambutannya dengan memanggil anggota tim kurator Kultursinema #6 ke depan. 

Pameran ini secara resmi dibuka ketika Dr. Maman Wijaya selaku Kepala PUSBANG FILM dan Drs. Agus santoso, M.Hum selaku Direktur Layanan dan Pemanfaatan ANRI menyampaikan sambutan secara bergantian. Keduanya secara bersamaan memukul gong tanda peresmian pembukaan Kultursinema #6: Gelora Indonesia.

English

Notes on The Opening of Kultursinema #6: Gelora Indonesia

Jakarta – Occupying a connecting room between the South Building and the North Building of the National Museum, multi-size screens, projectors, and loudspeakers are displayed in the mostly glass-walled room. For those who have often visited the National Museum before, you might be surprised to see the crowd on this Sunday, August 18, 2019, at 14:00 WIB. The opening of Kultursinema # 6: Gelora Indonesia is happening and inviting crowds. For the first time, this exhibition was held at the National Museum.

Children and family visitors watched the curated archives screened at the Kultursinema # 6 exhibition.

This year, ARKIPEL works together with the Film Development Center of the Indonesian Ministry of Education and Culture (PUSBANG FILM), State Film Company, the National Archives of the Republic of Indonesia (ANRI), and the National Museum to hold Kultursinema #6: Gelora Indonesia. Kultursinema # 6 exhibition which took place from 18 – 25 August 2019 was curated collectively by Luthfan Nur Rochman, Prashasti Wilujeng Putri, Robby Ocktavian, Dini Adanurani, Afrian Purnama, and Wahyu Budiman Dasta, with Mahardika Yudha as curator coordinator. The seven curators have regularly watched the archives of Gelora Indonesia news film, collected by the National Archives of the Republic of Indonesia since last January, to try to frame the materials found in the archive.

Yuki Aditya (festival Director of ARKIPEL) and Drs. Agus Santoso, M.Hum (Director of Services and Utilization of ANRI) delivered  opening remarks at Opening Ceremony of Kultursinema # 6: Gelora Indonesia.

All curators have their frames as a basis for studying the materials that will be displayed. Luthfan Nur Rochman analyzed the archives from technical and construction point of view, Prashasti Wilujeng Putri analyzed the archives from two types of masses namely homogeneous and heterogeneous ones, Wahyu Budiman Dasta focused on sports which in his perspective were able to be political in nature, Afrian Purnama focused on the use of transitions, Dini Adanurani linked the findings of her archives to women’s activism and women’s role, while Robby Ocktavian attempted to see technological development that was becoming a global issue. According to Mahardika Yudha, after watching hundreds of Gelora Indonesia news film material, finally, there were about 60 films with an average duration of 10 minutes per film that were obtained by Kultursinema team and presented in this exhibition.

Kultursinema curator team (left to right: Luthfan Nur Rochman, Robby Ocktavian, Afrian Purnama, Mahardika Yudha, Dini Adanurani, Prashasti Wilujeng Putri, Wahyu Budiman Dasta) with Dr. Maman Wijaya as the Head of PUSBANG FILM and Yuki Aditya as Festival Director of ARKIPEL.

The opening of Kultursinema # 6: Gelora Indonesia was attended by various groups of people, ranging from students in uniform, journalists, artists and ARKIPEL guests, visitors of the museum, up to the family members of the organizers who came to support. Attendees were given time to experience the exhibition room and watch the archives on the screens of the Kultursinema # 6 exhibition.

Irwan Ahmett (artist and speaker at Forum Festival of ARKIPEL bromocorah) talked with Mahardika Yudha after the opening of the Kultusinema # 6 exhibition.

Yuki Aditya, as the Director Festival of ARKIPEL, started the opening ceremony of Kultursinema # 6 exhibition by calling the figures behind the institutions that have supported Kultursinema # 6: Gelora Indonesia. Arifin as the Head of Appreciation of Film and Archiving Staff of PUSBANG FILM came forward and conveying his gratitude to the audience today, ARKIPEL and Forum Lenteng for displaying these archival materials. He also thanked the institutions involved in the organizing of this exhibition. Arifin mentioned the importance of this exhibition, especially in terms of knowledge and information about history. Mahardika Yudha, as the coordinator of the curator, also explained slightly about the process of curating the film archives since January 2019. Mahardika ended his remarks by presenting the members of the curatorial team of Kultursinema # 6.

This exhibition was officially opened when Dr. Maman Wijaya as the Head of PUSBANG FILM and Drs. Agus Santoso, M.Hum as the Director of Services and Utilization of ANRI, delivered their speech alternately. Both of them simultaneously hit the gong as the sign of the formal opening of Kultursinema # 6: Gelora Indonesia.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Contact Us

We're not around right now. But you can send us an email and we'll get back to you, asap.

Not readable? Change text. captcha txt

Start typing and press Enter to search

X